SuaraSulsel.id - Ahmad Mustar, seorang sopir mobil tujuan Enrekang-Makassar terpaksa banting setir menjadi petani bawang. Alih profesi dilakukan akibat kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM.
Rahman mengaku kenaikan harga BBM membuat sewa mobil angkutan umum memang naik. Namun, pendapatan mereka tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan.
"Rugi kita. Isi bensin Rp200 ribu sekarang seperti tidak ada artinya. Hanya satu kali tarik, habis. Sementara penumpang sekarang sepi," keluhnya, Kamis, 8 September 2022.
Rahman mengatakan, tarif angkutan umum untuk Enrekang-Makassar ataupun sebaliknya selama ini berkisar antara Rp100 ribu hingga Rp120 ribu. Tergantung jaraknya.
Namun setelah pemerintah menaikkan BBM, tarif ikut terkerek jadi Rp150 ribu. Hal tersebut mengakibatkan penumpang sepi.
"Penumpang lebih pilih tunggu bis Toraja sekarang. Lebih murah katanya. Jadi kalau mau berangkat hanya dapat satu, dua penumpang, mending tidak usah. Belum (biaya) makan dan rokok," ucapnya.
Kondisi itu membuat Ahmad yang selama ini menggantungkan hidup dari jasa transportasi, memilih tinggal di kampung halaman. Menjadi petani.
Ia lalu memilih berhenti menjadi sopir lintas kabupaten dan fokus menjadi petani bawang. Sementara, mobilnya disewakan untuk mengangkut hasil kebun ke pasar.
"Jadi saya berhenti sementara cari penumpang dan lebih pilih jadi petani bawang. Kebetulan ada lahan (warisan) orang tua jadi fokus ke situ. Kadang tetangga juga sewa untuk angkut hasil kebunnya ke pasar. Ya kerjanya begitu saja sekarang," ujar pria 49 tahun itu.
Baca Juga:Tarif Angkot Jakarta Sudah Melonjak, Warga Khawatir Harga Sembako Ikut Naik
Dengan cara begitu, ia mengaku bisa menghidupi kebutuhan hidup dan keluarganya. Walau sebenarnya harga pupuk juga ikut naik efek kenaikan BBM.
"Tapi mau bagaimana lagi, kita hadapi saja. Jadi petani sekarang ini lebih menguntungkan dibanding sopir," kata Ahmad.
Seperti diketahui, pemerintah resmi menaikkan harga BBM subsidi, hingga non subsidi sejak pekan lalu. Adapun ketiga BBM tersebut antara lain yakni Pertalite, Solar subsidi, hingga Pertamax.
Rinciannya yakni Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.
Kemudian, Solar subsidi naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter.
Sementara Pertamax mengalami kenaikan dari yang sebelumnya Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
Picu Unjuk Rasa Mahasiswa
Kebijakan tersebut mendapat penolakan dari sejumlah pihak. Aksi demonstrasi besar-besaran pun terjadi.
Di Makassar, demonstrasi menolak kenaikan BBM terus dilakukan. Kamis, 8 September 2022, ratusan pengunjuk rasa kembali menggelar aksi protes di sejumlah titik.
Satlantas Polrestabes Makassar mencatat, aksi unjuk rasa akan digelar oleh mahasiswa dan sejumlah lembaga masyarakat lainnya, mulai pukul 13.00 Wita.
Polisi meminta agar pengendara bisa mencari jalur alternatif lain agar tidak terkena macet.
Berikut lokasi unjuk rasa yang akan digelar pada Kamis 8 September 2022 di Kota Makassar:
1. Pukul 13.00 wita, bertempat di Gelael Signature Makassar Jl. Sultan Hasanuddin No.15 Makassar. Estimasi massa 20 orang.
2. Pukul 08.00 wita, bertempat di Kantor DPRD Prov. Sulsel dan Kantor Gubernur Sulsel. Estimasi massa 300 Orang.
3. Pukul 13.30 wita, bertempat di Jl. Alauddin dan Kantor DPRD Sulsel. Estimasi massa 50 orang.
4. Pukul 09.00 wita, bertempat di Kantor Dinas Bina Marga dan Tata Ruang sulsel, Kantor Kejati sulsel, Jl. Sultan alauddin dan Fly over, kantor gubernur sulsel dan PT. Pertamnia regional sulawesi. Estimasi massa 50 orang.
5. Pukul 08.00 wita, bertempat di polda, pengadilan negeri makassar, disnaker Prov. Sulsel dan Kima. Estimasi massa 50 orang
6. Pukul 14.00 wita, bertempat di SPBU Abdesir Jl. Abdullah Dg. Sirua No.18 Mks. Estimasi massa 40 orang
7. Pukul 13.00 wita ,bertempat di DPRD Prov. Sulsel. Estimasi massa 100 orang
8. Pukul 10.00 wita, bertempat di depan kantor Bakso Lapangan Tembak Senayan Jl. Boulevard Makassar. Estimasi massa 40 orang.
9. Pukul 12.30 wita bertempat di depan sekret GMKI Makasar Jl. G. Bawakaraeng. Estimasi 50 orang.
10. Pukul 15.00 wita bertempat di bundaran Pettarani. Estimasi massa 50 orang
11. Pukul 14.00 wita bertempat di DPRD Prov. Sulsel. Estimasi massa 100 orang
12. Pukul 13.00 wita bertempat di Jl. Sultan Alauddin depan kampus UIN Makassar. Estimasi massa 100 orang
13. Pukul 13.00 wita bertempat di depan kampus Stiem Bongaya dan bundaran Pa'baeng –baeng. Estimasi 70 orang.
14. Pukul 13.00 wita bertempat di Jl. Sultan Alauddin depan kampus UIN Makassar. Estimasi massa 50 orang.
15. Pukul 13.00 wita bertempat di depan Kampus Unhas Jl. Perintis Kemerdekaan Makassar dan DPRD Prov. Sulsel. Estimasi massa 300 orang.
16. Pukul 10.00 wita bertempat di Jl. Sultan Alauddin depan kampus UIN Makassar. Estimasi massa 50 orang.
17. Pukul 15.00 wita bertempat didepan kampus 2 UMI jl. Urip Sumoharjo Makassar. Estimasi 50 orang.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing