SuaraSulsel.id - Warga Binaan Pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo, belajar mengaji dan tadarus Alquran di masjid maupun dalam blok hunian.
Kepala Seksi Bimbingan Narapidana dan Anak Didik (Binadik) Lapas Gorontalo, Kasdin Lato di Gorontalo, mengatakan seluruh warga binaan Muslim wajib untuk mengikuti kegiatan pengajian tadarus ataupun pembelajaran Iqro.
"Pembelajaran Iqro, tadarus Alquran dilaksanakan di masjid setiap pagi hari Senin sampai Kamis, maupun di blok hunian setiap malam," ujar Kasdin, Selasa 2 Agustus 2022.
Ia mengungkapkan kegiatan itu dilakukan dalam rangka membentuk mental dan spiritual warga binaan dan diharapkan dapat dijadikan sebagai benteng pertahanan kerohanian guna terus mengasah kesabaran dalam menjalani aktivitas selama masa pemidanaan.
Baca Juga:Cerita Keluarga Napi Bayar Rp15 Juta, Demi Bebas Bersyarat Saat Perayaan 17 Agustus
"Sebagaimana yang telah dicanangkan oleh Gubernur Gorontalo pada tahun 2015, bahwa Lapas Kelas IIA Gorontalo disematkan sebagai Lapas Santri dengan semboyan “Masuk Napi Keluar Santri“, model pembinaan bagi warga binaan ini miniatur berbasis pesantren, dengan menitikberatkan pada model pembinaan mental spiritual," jelas dia.
Hal ini agar warga binaan kelak menjadi insan yang berakhlak, memiliki karakter iman dan takwa kepada Allah SWT.
"Saat ini di masing-masing pondok hunian warga binaan, pasti setelah Maghrib mereka memperdalam bacaan Iqro dan tadarus yang dipandu oleh pengajar dari warga binaan juga," kata dia.
Ketua Umum Takmirul Masjid At-Taubah, Fery Utiarahman menjelaskan bahwa kegiatan ini mendapat respons positif dari warga binaan, karena jumlah warga binaan yang melaksanakan ibadah puasa sunah Senin-Kamis terus mengalami peningkatan.
"Kami ucapkan terima kasih dan juga kepada petugas regu pengamanan yang turut menjaga dan memastikan kondisi keamanan dan ketertiban yang lebih kondusif," pungkas dia. (Antara)
Baca Juga:Kepala Lapas Parepare dan Takalar Dipecat, Diduga Terlibat Pungli ke Warga Binaan