Rusli bisa mendapat 100-200 Kg cabai sekali panen. Ia mengaku sangat bersyukur sebab harga cabai saat ini sudah naik.
Keuntungan yang didapat pun berlipat ganda. Ia bisa mendapat Rp10-15 juta setiap kali panen atau dalam tempo 75 hari.
Dulu, ia pernah menjual cabainya hanya dengan Rp5 ribu per kilo. Karena rugi, cabai dibagikan secara gratis agar tidak membusuk.
"Sudah sejak dulu kita bisa berharap cabai bisa naik, tapi murah terus. Begitulah jadi petani. Mau mahal, mau murah tetap kita tanam. Kita kadang kewalahan petik sementara harganya kecil sekali," ungkapnya.
Baca Juga:Emak-emak Beli Cabai Rp5 Ribu Cuma Dapat 8 Biji, Publik Malah Bingung
Tak hanya cabai, komoditas lainnya seperti bawang merah dan tomat juga naik.
Kata Rusli, hal tersebut diakibatkan karena harga bibit yang sangat mahal. Sebagian petani di Enrekang bahkan berhenti menanam bawang. Karena mahalnya harga bibit.
"Kalau bawang memang agak kurang sekarang. Bibit sangat tinggi harganya sehingga tidak bisa petani beli bibit bawang. Bibit bawang sekarang Rp50 ribu per kilo, sebelumnya hanya Rp30 saja," keluhnya.
Dikeluhkan Pedagang
Di satu sisi, kenaikan harga bawang di petani membuat pedagang ikut mengeluh. Jualan mereka jadi sepi pembeli.
Kenaikan harga cabai rawit di pasar tradisional, di Kota Makassar mencapai Rp30 ribu per kilo gram dari harga sebelumnya. Saat ini, harga cabai rawit di Kota Makassar menembus Rp85 ribu hingga Rp90 ribu per kilo.