Sementara untuk kerbau dan kuda yang dipotong, akan dibagikan ke tamu yang hadir dan warga setempat. Sebagian dilelang untuk disumbangkan ke sekolah dan rumah ibadah.
"Dengan begitu kita juga bisa bersedekah," ujarnya.
Karena yang menggelar Rambu Solo beragama Islam, tidak ada babi yang dipotong.
Upacara selanjutnya akan digelar pada tanggal 16 Juni 2022. Keluarga akan menggelar Ma'riu' batu (tarik batu).
Baca Juga:Ritual Adu Kaki Pa'semba Siap Jadi Olahraga Wisata di Tana Toraja
Batu yang ditarik juga bukan sembarang batu. Melainkan batu megalitikum bernama Simbuang yang dipahat menyerupai prasasti.
Masyarakat Toraja percaya bahwa batu simbuang adalah unsur penting dalam pelaksanaan ritual Rambu Solo. Hal tersebut menandakan yang meninggal adalah seorang bangsawan.
Pada tanggal 17 Juni 2022 akan dilakukan Ma'popellao Alang atau peti akan diarak sambil berkeliling kampung. Setelah diarak, peti Ahmad Dalle akan disemayamkan dan ditempatkan ke bagian khusus yang disebut Lakkean.
Sepanjang Ma'popellao, masyarakat akan terus mendoakan mendiang yang telah meninggal dalam nyanyian doa (badong). Ungkapan doa ini dinyanyikan bersahut-sahutan membentuk lingkaran dan bergandengan tangan.
Setelah Ma'popellao ada acara Manombon, Ma'pasonglo, mantarima tamu (terima tamu), tongkonan, dan pemasangan batu nisan.
Baca Juga:Longsor di Tana Toraja dan Banjir di Takalar, Pemprov Sulsel Lakukan Penanganan Darurat
Kontributor : Lorensia Clara Tambing