Ribut Kasus Dokter Terawan, Mantan Dekan Kedokteran: Semua Teknologi Pembuat Terobosan Dimulai Dari Kontroversi

Promotor dokter Terawan di Kampus Unhas Prof dr Irawan Yusuf

Muhammad Yunus
Selasa, 05 April 2022 | 16:39 WIB
Ribut Kasus Dokter Terawan, Mantan Dekan Kedokteran: Semua Teknologi Pembuat Terobosan Dimulai Dari Kontroversi
Mantan Menkes dr Terawan Agus Putranto menyuntikan Vaksin Nusantara kepada Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah di RSPAD Gatot Subroto pada Kamis (31/3/2022). [Dokumentasi]

SuaraSulsel.id - Promotor dokter Terawan di Kampus Unhas kala itu, Prof dr Irawan Yusuf dalam sebuah wawancara dengan wartawan tahun 2018 mengatakan, sebenarnya tidak ada masalah dengan metode pengobatan dokter Terawan.

Terkait Metode Intra-Arterial Heparin Flushing (IAHF) atau biasa disebut terapi cuci otak.

Mantan Dekan Fakultas Kedokteran Unhas itu mengaku belum bersedia diwawancara. Terkait kasus dokter Terawan yang terus menjadi polemik saat ini.

Dokter Irawan hanya mengizinkan SuaraSulsel.id mengutip kembali hasil wawancaranya dengan salah satu stasiun TV pada tahun 2018. Videonya masih bisa diakses di youtube.

Baca Juga:Buntut Pemecatan dr Terawan, DPR Minta Bubarkan IDI: Tak Sejahterakan Anggota!

Dari wawancara dengan dokter Irawan yang ditayangkan di youtube, Prof Irawan mengaku teknologi dalam dunia kedokteran pun penuh kontroversi.

"Saya katakan dalam dunia kedokteran itu, hampir semua teknologi yang membuat terobosan selalu dimulai dari kontroversi. Tapi kontroversi ini harus diselesaikan dengan riset panjang," ujar dokter Irawan saat itu.

Dokter Terawan, kata Irawan, dinilai mampu membuktikan metodenya. Bahkan inovasinya sudah diujicobakan ke beberapa orang. Termasuk ke penderita stroke.

"Terawan bisa mengubah DSA dari diagnosis menjadi terapi dengan menginjeksi Heparin ke pasien," ungkap Irawan.

Menurutnya, dari sudut metode penelitian yang digunakan dokter Terawan, sudah sesuai standar yang digunakan mahasiswa S3. Program Doktor di Unhas.

Baca Juga:Promotor: Metode Penelitian Dokter Terawan Sudah Sesuai Standar Program Doktor di Unhas

Irawan menambahkan, seorang dokter harus berani berinovasi. Jika ingin maju. Namun, perlu adanya riset. Agar inovasi tersebut betul-betul teruji.

Menurut Irawan, dokter Terawan telah melakukan riset yang cukup lama.

Dokter Terawan menyelesaikan pendidikan S3 di Universitas Hasanuddin Makassar. Disertasinya membahas soal terapi "cuci otak" yang lagi marak diperdebatkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini