Stok Gula Pasir dan Minyak Goreng Menipis, Dinas Ketahanan Pangan Pemprov Sulsel: Penjual Mainkan Harga

Menjelang Ramadan dan Idul Fitri 1443 H/2022

Muhammad Yunus
Selasa, 22 Maret 2022 | 15:44 WIB
Stok Gula Pasir dan Minyak Goreng Menipis, Dinas Ketahanan Pangan Pemprov Sulsel: Penjual Mainkan Harga
Seorang pedagang gula pasir di pasar flamboyan Pontianak, Aheng (Suara.com/Rabiansyah)

SuaraSulsel.id - Stok gula pasir dan minyak goreng di Sulawesi Selatan menipis. Hal tersebut diketahui dari hasil Rapat Koordinasi Kestabilan Harga dan Ketahanan Pangan Menjelang Ramadan dan Idul Fitri 1443 H/2022.

Kepala Dinas Perdagangan Pemprov Sulsel Ashari Faksiri Radjamilo mengatakan stok gula saat ini menipis. Padahal bulan Ramadan tersisa sepekan lagi.

Ia pun meminta agar Bulog segera menyiapkan stok. Jangan sampai ada kelangkaan gula di bulan puasa.

"Bulog sudah menjamin siapkan gula karena saat ini memang menipis. PT PM III juga siap masukkan 2000 ton atau 22 juta kg segera," kata Ashari, Selasa, 22 Maret 2022.

Baca Juga:Pimpinan DPR Heran Mendag Lutfi Gembar-gembor soal Mafia Minyak Goreng: Langsung Tangkap Aja, Kenapa Sih?

Selain gula, minyak goreng curah juga masih langka di pasaran. Kata Ashari, pihaknya akan melakukan rapat dengan distributor untuk masalah ini.

"Kami bersama pakar akan bicarakan langsung dengan pihak distributor terkait masalah minyak curah besok. Segera juga kita lakukan operasi pasar," jelasnya.

Harga komoditas pokok di pasar jelang ramadan sendiri sudah mengalami grafik peningkatan. Kenaikan terjadi pada cabai dan bawang.

Di pasar tradisional Daya Makassar misalnya. Harga cabai rawit mengalami kenaikan hingga Rp45 ribu dari harga sebelumnya Rp38 ribu per kilogram.

Begitupun dengan harga daging sapi lokal Rp130 per kilogram dari harga sebelumnya yakni Rp110 ribu. Kenaikan serupa juga ditemukan di Pasar Terong Makassar pada komoditas cabai.

Baca Juga:Jelang Ramadhan Harga Gula Merangkak Naik di Pontianak, Nurmiaty Bingung Bikin Kopi untuk Suami

Ashari mengatakan kenaikan tersebut masih pada harga yang wajar. Dimana secara historis lonjakan permintaan kerap terjadi sepekan sebelum ramadan.

"Pasti ada kenaikan tapi harga masih wajar. Itu karena permintaan naik karena konsumsi meningkat jelang ramadan," ujarnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pemprov Sulsel Redindo menambahkan, Sulsel masih kekurangan minyak goreng curah sekitar 3.000 ton. Itu kenapa harga masih mahal di pasaran.

"Penjual masih mainkan harga (tidak sesuai HET) karena stok memang minus. Jadi memang perlu sinergitas antara Bulog dan perdagangan, termasuk KPPU," ujar Redindo.

Namun Redindo menjamin sembilan komoditas pangan lokal seperti beras, cabai, telur. Katanya, stok untuk komoditas ini dijamin aman jelang ramadan.

"Itu kami jamin. Hanya minyak saja yang masih kita upayakan agar stoknya aman," tukas Redindo.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini