Lompat ke Dalam Jurang untuk Bersembunyi, Warga Toraja Selamat Dari Pembantaian OPM Dengar Suara Gaib

Nelson Sarira, warga Toraja Utara, Sulawesi Selatan, selamat dari pembantaian OPM

Muhammad Yunus
Rabu, 16 Maret 2022 | 12:50 WIB
Lompat ke Dalam Jurang untuk Bersembunyi, Warga Toraja Selamat Dari Pembantaian OPM Dengar Suara Gaib
Nelson Sarira, warga Toraja Utara, Sulawesi Selatan, selamat dari pembantaian OPM di Kabupaten Puncak, Papua [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Nelson Sarira, warga Toraja Utara, Sulawesi Selatan, selamat dari pembantaian OPM di Kabupaten Puncak, Papua. Nelson menceritakan kronologi kejadian yang dialaminya. Trauma masih nampak jelas di raut wajahnya.

Ia mengaku sempat bersembuyi selama dua hari. Sebelum dievakuasi oleh tim penyelamat pada 5 Maret 2022 lalu.

Nelson tiba di kampung halamannya, di Kecamatan Sa'dan, Toraja Utara pada Selasa, 15 Maret 2022 pagi. Ia disambut dengan tangis haru oleh keluarganya.

Dalam video yang beredar luas di media sosial, Nelson sempat disambut dengan arak-arakan oleh kerabat keluarganya. Di mobil juga terpajang spanduk bertuliskan "selamat datang pejuang komunikasi".

Baca Juga:Dua Warga Tewas Ditembak di Yahukimo Papua, TPNPB-OPM Beri Peringatan Keras ke TNI-Polri

Nelson mengaku masih merasakan nyeri di bagian belakang saat ini. Ia terluka karena menjatuhkan diri ke jurang sedalam 300 meter untuk bersembunyi.

Kata Nelson, KKB sempat mencarinya saat delapan temannya sudah dibantai. Ia kemudian lari bersembunyi ke semak-semak. Sebelum menjatuhkan diri ke jurang.

"Tidak ada pilihan. Saya di dalam jurang itu dua hari, dua malam. Saya kirim pesan lewat video minta tolong dijemput," katanya.

Nelson mengaku memberanikan diri naik ke permukaan karena bisikan gaib. Saat itu, seperti ada yang membisiknya kapan waktu untuk tetap bersembunyi dan kapan naik.

"Saya seperti ada yang bisiki, kamu harus naik ke atas atau dibisiki lagi di situ sembunyi dan diam," jelasnya.

Baca Juga:Andi Sudirman Serahkan Tanah Dan Air Untuk IKN Nusantara Dalam Wadah Berbungkus Kandaure

Nelson menceritakan, delapan orang temannya dibantai pada 2 Maret lalu sekitar pukul 03.00 wit, dini hari. Ada sekitar 10 orang pelaku.

Para karyawan yang sedang tertidur lelap dijejer satu per satu sebelum kepalanya ditebas menggunakan kapak dan parang. Ia bersyukur masih sempat melarikan diri walau sempat dikejar oleh OPM.

Yang paling menyakitkan, kata Nelson, adalah saat melihat temannya bernama Bona dibantai. Bona adalah karyawan yang pertama kali mengajarkannya soal penggunaan CCTV di tower.

Termasuk bagaimana tanda meminta tolong lewat CCTV saat sedang berada di kondisi darurat. Kejadian itu sendiri berhasil diketahui dari rekaman CCTV milik PT Palaparing Timur Telematika.

Nelson melambaikan tangannya di CCTV meminta bantuan. Namun karena berada di daerah terpencil, gambar rekaman baru sempat terbaca pada sore harinya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini