Dampak Buruk Kebanyakan Minum, Bisa Keracunan

Jika berlebihan dan dilakukan terlalu cepat malah bisa berujung keracunan air.

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 04 Maret 2022 | 11:10 WIB
Dampak Buruk Kebanyakan Minum, Bisa Keracunan
Ilustrasi minum air putih (freepik/@jcomp)

SuaraSulsel.id - Jangan kebanyakan minum karena memberikan dampak buruk. Baca artikel ini hingga habis untuk mengetahui dampak buruk kebanyakan minum.

Jika berlebihan dan dilakukan terlalu cepat malah bisa berujung keracunan air.

Keracunan air terjadi ketika Anda minum begitu banyak air sehingga ginjal tidak dapat menghilangkannya dengan cukup cepat.

Sehingga mulai mengencerkan elektrolit terutama natrium dalam darah.

Baca Juga:Zodiak Kesehatan Hari Ini, Jumat 4 Maret 2022: Scorpio, Jangan Lupa Minum Air Putih Saat Sibuk Bekerja

Kondisi ini berbahaya karena kadar natrium darah turun dengan cepat, menyebabkan perubahan neurologis seperti halusinasi dan kebingungan.

Hanya saja jarang, keracunan air bisa menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani.

Orang dewasa perlu minum sekitar 2,7 hingga 3,7 liter cairan sehari, yang bisa berasal dari air, makanan, dan minuman lainnya.

Keracunan air dapat terjadi bila Anda minum lebih dari tiga sampai empat liter air dalam waktu singkat seperti satu atau dua jam, kata pakar pengobatan darurat di Rutgers New Jersey Medical School, Lewis Nelson, MD, seperti dikutip dari Insider, Jumat.

Namun, tidak ada jumlah cairan tertentu yang dianggap tak aman dan risiko keracunan air akan bervariasi tergantung pada frekuensi asupan, usia, jenis kelamin, dan kesehatan secara keseluruhan.

Baca Juga:Beredar Video Pria Ajak Orang Aceh Lomba Minum Kopi, Warganet Berujung Kaget Lihat Endingnya

Terlalu banyak air dapat membuat otak membengkak dan mengganggu fungsi normal. Gejala masalah ini meliputi sakit kepala, bingung, mual, muntah dan seseorang menjadi lupa.

Jika tidak segera diobati, maka kondisi ini dapat menyebabkan gejala lain, seperti bicara menjadi cadel, lemah, halusinasi, kram otot, gangguan fungsi otak, kejang dan koma.

Keracunan air cenderung terjadi di antara orang dewasa yang melakukan lari maraton, melakukan pelatihan militer dan memiliki kondisi kesehatan mental seperti polidipsia psikogenik atau minum air secara kompulsif dan skizofrenia.

Namun, kondisi ini juga bisa berkembang pada bayi. Bayi berusia di bawah enam bulan beum boleh diberi air karena perutnya kecil dan ginjalnya belum berkembang. Jika mereka diberi air atau susu formula yang terlalu encer, mereka mungkin mengalami keracunan air.

"Pasien dengan keracunan air memiliki keadaan darurat medis dan harus dibawa ke rumah sakit untuk perawatan medis darurat. Kami biasanya perlu menghentikan kejang mereka, memasukkan larutan yang mengandung natrium pekat, dan mendukung pernapasan mereka," kata Nelson.

Pasien akan memerlukan larutan elektrolit intravena dan obat lain untuk mengembalikan konsentrasi natrium darah normal. Tingkat kematian untuk pasien dengan keracunan air sekitar 7,1 persen. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini