SuaraSulsel.id - Pemerhati Budaya Sulsel yang tergabung dalam Seniman Celebes Nusantara menyatakan keprihatinannya. Terkait maraknya konten di media sosial yang dianggap tidak mendidik.
Ketua Seniman Celebes Nusantara Yulianto Gallatoa menyebut, sejumlah konten youtube menggunakan bahasa daerah Sulsel. Namun menggunakan bahasa Bugis atau Makassar yang tidak mencerminkan nilai-nilai budaya.
Padahal selama ini Sulsel dikenal sebagai daerah yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.
Keresahan Yulianto disampaikan langsung saat mengunjungi Kantor Diskominfo-SP Sulsel dan diterima Kepala Bidang Humas Informasi dan Komunikasi Publik Sultan Rakib, Kamis 24 Februari 2022.
Baca Juga:2 Warga Meninggal di Gowa dan 87 Rumah Rusak di Sidrap, Andi Sudirman Kirim Bantuan
"Kedatangan saya ke sini karena kalau kita hanya sebatas organisasi kan berat, jadi yang bisa mematahkan ini pemerintah. Jadi kami siap bekerjasama dengan pemerintah juga. Artinya setiap ada konten kan bisa disaring oh ini yang tidak pantas kita bisa membantu untuk itu," ungkap Yulianto.
Pihaknya pun berharap ada upaya dari pemerintah untuk melakukan filterisasi konten. Dengan memperhatikan aspek dan nilai-nilai budaya khususnya di Sulsel.
Mengingat konten tersebut dikonsumsi oleh publik secara bebas, termasuk anak-anak yang sangat mudah terpengaruh dengan ungkapan-ungkapan yang sedang viral.
Hal ini dikuatirkan akan berdampak pada kepribadian dan karakter anak yang tidak lagi mengenal budaya Sulsel yang sebenarnya dengan menjunjung tinggi budaya sipakatau dan sipakalebbi.
"Beberapa konten itu kan tidak mendidik jadi harus disaring, jadi hilang itu sipakalebbi sipakainga kalau dibiarkan ini. Orang luar mengenal Sulsel juga mengganggap budayanya tidak ada sopan santun karena melihat di konten, kasihan orang-orang tua kita yang dulu selalu mengajari kita sopan santun dalam berbahasa dan perilaku," jelasnya.
Baca Juga:Serangan Gelombang Ketiga Covid-19 di Sulawesi Selatan, Pemprov Sulsel Catat 10.527 Kasus
Menanggapi hal tersebut, Kabid Humas IKP Sultan Rakib mengapresiasi keresahan pemerhati budaya di Sulsel.
"Ini kan tidak pernah terpikir, selama ini orang merasa bebas nilai ya melakukan uploading materi-materi padahal ada nilai-nilai yang harus dijaga. Selama ini mereka hanya menjaga siapa yang tersinggung secara personal dan secara organisasi, padahal secara kultural banyak yang bisa tersinggung," ungkap Sultan Rakib.
Olehnya itu menurut Sultan, memang penting dilakukan edukasi. Terkait konten yang akan disebar di media sosial. Edukasi ini melibatkan lintas sektoral dan sejumlah komunitas serta pemerhati budaya.
Untuk diketahui, organisasi Seniman Celebes Nusantara serta beberapa organisasi yang tergabung dalam Lembaga Patikala telah mengirimkan somasi kepada pembuat konten yang dianggap tidak memperhatikan nilai-nilai budaya di Sulsel.