SuaraSulsel.id - Gelombang laut di Selat Makassar mencapai 2,5 - 6 meter, sehingga sebagian besar pelayaran ditunda. Menyusul peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar.
"Dari pantauan BMKG diketahui pada 5 - 7 Desember 2021 kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk berlayar dengan aman, sehingga kami mengeluarkan peringatan terkait situasi gelombang laut dengan ketinggian 2,5 meter hingga 6 meter di Selat Makassar," kata Kepala BMKG Wilayah IV Makassar Darmawan di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa.
Dia mengatakan, pihaknya sudah memberikan peringatan kepada para nelayan dan pengelola transportasi laut untuk menunda aktivitas hingga kondisi alam mulai bersahabat kembali.
"Angin kencang disertai hujan lebat akan terjadi hingga 7 Desember, sehingga kami mengimbau masyarakat selalu berhati-hati dengan kondisi cuaca seperti saat ini," katanya.
Baca Juga:Semua Direksi Perusahaan Daerah Makassar Dicopot, Ruangan Disegel Satpol PP
Sementara itu, salah seorang penumpang tujuan Kabupaten Selayar, Hasniah mengaku batal berangkat pada Senin (6/12) malam, karena kapal yang akan ditumpanginya tidak kunjung sandar di Pelabuhan Makassar hingga dini hari, akibat tertahan ombak dan hujan deras disertai angin kencang.
"Dari informasi otoritas pelabuhan diketahui baru pagi ini kapal Kirana III bisa sandar di Pelabuhan Makassar," katanya.
Sebelumnya pihak Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar telah mengeluarkan larangan untuk kapal penumpang dan barang untuk melakukan aktivitas pelayaran.
Sementara yang sudah terlanjur berlayar, dilarang untuk sandar di dermaga pelabuhan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
Kapal Feri Kolaka - Bajoe Stop Beroperasi
Baca Juga:Walikota Danny Wakili Indonesia Ungkap Politik Demokrasi Makassar Lewat Sombere Smart City
Syahbandar Kolaka, Sulawesi Tenggara, mengeluarkan surat edaran penghentian sementara pelayaran kapal feri yang melayani rute Kolaka (Sultra) menuju Bajoe (Sulsel) akibat cuaca buruk dan ketinggian ombak di Selat Bone yang tinggi.
Kepala Syahbandar Kolaka Capt Marsri Tulak melalui keterangan tertulis yang diterima, Selasa, menyebutkan berdasarkan surat Dirjen Perhubungan Laut, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Nomor.144/PHBL/2021 tertanggal 29 November 2021 perihal maklumat pelayaran.
Selain itu, surat dari BMKG perihal prakiraan cuaca dan gelombang tinggi laut. Oleh karena itu, pihaknya meminta seluruh operator, nakhoda, dan pemilik kapal untuk menunda sementara pelayaran.
"Berdasarkan data dari BMKG, khususnya wilayah perairan Teluk Bone bagian selatan, Selat Makassar, dan Laut Flores, kami meminta seluruh pemilik kapal feri untuk menunda pelayaran sementara hingga kondisi cuaca normal kembali," katanya.
Begitu pula kepada nelayan, pihaknya mengimbau untuk tidak melaut sementara karena angin kencang serta kondisi ombak yang tidak bersahabat di perairan Kolaka.
Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Sangia Nibandera Danu Triatmoko menyebutkan ketinggian gelombang di perairan Teluk Bone bagian selatan mencapai 1,25 hingga 2,5 meter.
Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat waspada terhadap ketinggian gelombang akibat dampak terjadinya peningkatan aktivitas Monsun Asia yang menyebabkan penambahan massa udara basah dan meningkatnya anomali suhu muka laut.
"Kondisi dinamika atmosfer ini meningkatkan potensi hujan sedang hingga lebat serta angin kencang dan gelombang tinggi di Sulawesi Selatan," katanya. (Antara)