SuaraSulsel.id - Puluhan pelajar saling serang di Jalan Letjend Andi Mappaodang, Kota Makassar. Lokasi tawuran depan SMAN 11 Kota Makassar. Dekat dari Rumah Jabatan Kapolda Sulawesi Selatan.
Dalam video yang beredar, pelaku penyerangan terlihat melempar batu ke dalam Gedung SMAN 11 Makassar. Aksi tak terpuji ini terjadi bertepatan dengan peringatan hari guru yang diperingati setiap 25 November setiap tahunnya.
Kapolsek Tamalate Kompol Ahmad Yulias mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari warga setempat soal penyerangan sekolah tersebut. Saat pihak kepolisian sampai di lokasi kejadian, para pelaku penyerangan sudah melarikan diri.
"Penyerangannya cepat. Tidak ada yang kita amankan karena sudah kosong saat anggota datang," kata Ahmad saat dikonfirmasi, Kamis, 25 November 2021.
Baca Juga:Pelajar SMK di Bogor Tewas, Tiga Pelaku Berhasil Diringkus di Gunung Putri
Ia mengatakan akan mengamankan CCTV sekolah untuk mengejar pelaku penyerangan. Termasuk meminta keterangan para saksi yang sempat melihat penyerangan tersebut.
Hal yang sama terjadi di SMA Nasional, di Jalan Ratulangi, Makassar. Sekolah itu juga ikut diserang. Beberapa siswa bahkan mengarahkan busur ke dalam sekolah dan merusak kendaraan yang diparkir di depan pagar.
Hingga kini belum diketahui, apakah pelajar di kedua sekolah tersebut yang saling serang atau bukan.
Kepala Sekolah SMAN 11 Makassar Masita yang dimintai keterangan belum merespon. Begitupun dengan Plt Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Imran Jausi yang mengaku belum mendapat informasi soal aksi saling tawur antar anak sekolah itu.
Gedung SMA Negeri 11 Makassar di Jalan Letjend Mappaoddang dan SMA Nasional Makassar di jalan Sam Ratulangi diserang.
Baca Juga:Viral Aksi Emak-emak Bubarkan Tawuran, Para Pelajar Lari Terbirit-birit
Pelaku penyerangan terlihat membawa busur dan batu. Melesatkan anak panah ke dalam gedung sekolah. Beberapa pelajar juga terlihat melemparkan batu ke dalam gedung sekolah.
Dalam video yang beredar, penyerang datang menggunakan sepeda motor. Langsung melakukan penyerangan.
Aksi tidak terpuji ini membuat pengguna jalan takut melintas di depan sekolah.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing