Penelitian: Anak Muda Makassar Suka Buang Makanan Karena Takut Dicap Balala

Penelitian bertujuan untuk menggambarkan perilaku masyarakat

Muhammad Yunus
Kamis, 07 Oktober 2021 | 08:30 WIB
Penelitian: Anak Muda Makassar Suka Buang Makanan Karena Takut Dicap Balala
Ilustrasi, jenis makanan yang diklaim ampuh atasi kelelahan sisa COVID-19. (Unsplash)

SuaraSulsel.id - Lidya Fitri Ramadhani resah kerapkali menemukan beberapa anak muda yang tidak menghabiskan makanan, dan berujung dibuang di tempat sampah.

Hal ini pun menjadi fokus dalam penelitiannnya bertajuk “Analisis Faktor Psikologis yang Memengaruhi Perilaku Membuang Makanan (Food Waste Behavior) pada Generasi Z di Kota Makassar”.

Lidya menjelaskan, penelitiannya bertujuan untuk menggambarkan perilaku masyarakat. Tidak hanya Makassar, suka membuang makanan juga menjadi persoalan besar di seluruh dunia.

Makanan terbuang tersebut akan menimbulkan dampak merugikan. Terjadinya degradasi lingkungan, kerugian ekonomis, dan kesenjangan sosial.

Baca Juga:Pemerintah Kota Makassar Kirim Tim Bantu Penanganan Bencana di Kabupaten Luwu

Menurut data resmi dari Economic Intelligence Unit pada 2016. Indonesia menempati posisi ke-2 sebagai negara penghasil makanan terbuang terbanyak di dunia.

Hal ini merupakan hal yang sangat miris. Mengingat Indonesia masih bergelut dengan berbagai persoalan. Salah satunya kasus kelaparan yang masih serius.

“Saya mencoba melihat hal ini dari perspektif psikologi, yakni perilaku membuang makanan khususnya pada generasi Z. Aanak muda di Makassar, yang mana usia muda sering dikaitkan dengan tingginya makanan terbuang yang dihasilkan," kata Lidya kepada SuaraSulsel.id, Kamis 7 Oktober 2021.

Berangkat dari persoalan ini, Lidya mengkonfirmasi faktor-faktor psikologis yang memainkan peranan penting dan mempengaruhi perilaku membuang makanan generasi Z di Kota Makassar. Sehingga, bisa menghadirkan berbagai inovasi untuk mengatasi persoalan makanan terbuang ini dengan lebih efektif.

Untuk responden, Lidya memilih 1020 generasi Z kelahiran 1995 - 2002. Semua berdomisili di Kota Makassar.

Baca Juga:Studi: Aktivitas Fisik Sedang Hingga Berat 3 Kali Lebih Bermanfaat daripada Jalan Santai

Penelitian ini ingin mengkonfirmasi faktor-faktor psikologis yang memengaruhi perilaku membuang makanan (food waste behavior) pada generasi Z di Kota Makassar.

Lidya Fitri Ramadhani mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 meraih Best Paper dalam Temu Ilmiah Nasional Ikatan Psikologi Sosial X 2021 [SuaraSulsel.id / Istimewa]
Lidya Fitri Ramadhani mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 meraih Best Paper dalam Temu Ilmiah Nasional Ikatan Psikologi Sosial X 2021 [SuaraSulsel.id / Istimewa]

Ada 5 faktor psikologis dalam penelitian yang hendak dikonfirmasi. Sikap terhadap perilaku membuang makanan, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, kesadaran tentang konsekuensi makanan terbuang, dan pengetahuan tentang makanan terbuang.

Hasilnya ditemukan bahwa perilaku membuang makanan pada Generasi Z di Kota Makassar secara berturut-turut ditentukan oleh norma subjektif atau pribadi. Sikap terhadap perilaku membuang makanan, persepsi kontrol perilaku, kesadaran tentang konsekuensi makanan terbuang, dan terakhir adalah pengetahuan tentang makanan terbuang.

Norma subjektif ini berkaitan dengan bagaimana individu mempersepsikan tekanan sosial. Mempersepsikan ekspektasi dari orang-orang penting di sekitarnya. Seperti keluarga, teman dekat, dan lainnya.

Pada penelitian ini terlihat bahwa ternyata anak muda cukup mempertimbangkan ekspektasi dari orang-orang penting ini. Tentang bagaimana mereka seharusnya berperilaku. Dalam hal membuang makanan.

Kita mungkin akan merasa bersalah ketika membuang makanan atau merasa malu. Hal ini pula bisa menjadi rekomendasi penelitian bahwa kita bisa mulai mempertimbangkan faktor norma subjektif sebagai upaya untuk mencegah lebih banyak makanan terbuang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini