SuaraSulsel.id - Atlet Muaythai Sulawesi Selatan Sri Eviyanti memberi kebanggan buat warga Sulsel. Setelah meraih emas di cabang olahraga Muaythai PON Papua.
Sri Eviyanti memastikan emas pertama untuk Sulsel. Setelah mengalahkan Irsalina dari Aceh. Sri turun di kelas 45 Kg.
Dibalik prestasinya, terungkap Sri Eviyanti menyimpan kisah sedih. Namun selama ini berhasil ditutupi.
Informasi yang diperoleh dari pelatih Hasbullah, Sri Eviyanti adalah atlet asal Kabupaten Bantaeng. Anak kedua dari tiga bersaudara. Ayah Sri sudah lama meninggal dunia.
Baca Juga:Tumbangkan DKI Jakarta, Tim Sofbol Putra Lampung Sabet Medali Emas di PON XX Papua 2021
Setiap hari Sri membantu ibunya menjual gorengan. Untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Sementara kakak Sri menjual ikan di pasar.
"Adiknya sakit-sakitan sehingga harus sering berobat," ungkap Hasbullah kepada SuaraSulsel.id, Minggu 3 Oktober 2021.
Menurut Hasbullah, untuk sampai ke Makassar, terkadang Sri harus meminjam uang. Demi mewujudkan mimpinya mendapatkan emas PON Papua.
Tidak hanya itu, Sri Eviyanti juga disebut batal melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Makassar. Meski dinyatakan lulus bebas tes.
"Karena tidak sanggup membayar uang kuliah dan biaya hidup di Makassar," kata Hasbullah.
Baca Juga:PON Papua: Junita Malau Pertahankan Medali Emas Wushu
Hasbullah berharap pemerintah daerah dapat memperhatikan Sri Eviyanti yang telah mengharumkan nama daerah.
"Kalau bisa diangkat jadi PNS dan dibelikan rumah," ungkap Hasbullah.
Hasbullah mengatakan kondisi keluarga Sri Eviyanti di Bantaeng sangat memprihatinkan. Rumah yang ditempati sudah sangat tua. Tiangnya sudah bergoyang-goyang.
"Kalau tidak percaya silahkan lihat langsung ke lokasi," katanya.
Keberhasilan Sri mendapatkan emas juga membuat pelatih Hasbullah bangga sekaligus sedih. Karena sebelum berangkat ke Papua, Sri Eviyanti disebut dianggap sepele.
Kemenangan Sri, kata Hasbullah, telah membayar lunas semua anggapan buruk terhadap muaythai Bantaeng.
"Na Paenteng Sirikku," kata Hasbullah dalam bahasa Makassar.
Raih Emas Pertama untuk Sulsel
Pada pertandingan di GOR STT GIDI, dua atlet Muaythai berhasil menyabet medali. Sry Eviyanti mengamankan emas dan Zul Bimantara meraih perak.
Sri Eviyanti memastikan emas setelah mengalahkan Irsalina dari Aceh. Sri turun di kelas 45 Kg. Sementara, Zul Bimantara berhasil meraih perak di kelas 54 Kg.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pemprov Sulsel Andi Arwin Azis mengatakan, Muaythai memang jadi andalan Sulsel. Apalagi setelah Nadya Indah Royani lebih dulu tembus di final nomor waikru atau seni.
"Kami sangat mengapresiasi, mereka tampil dengan luar biasa hari ini. Kita berharap Cabor lain juga bisa menyumbang emas," ujar Arwin.
Sulsel masih menunggu satu pertandingan dari cabang olahraga ini. Dengan hasil ini, Sulsel berhasil mengumpulkan satu emas, tiga perak, dan dua perunggu.
Cabang Olahraga Muaythai akan memperebutkan total 16 medali emas, dari kelas 45 kg putra, 43 kg putri, 48k g putra, 45 kg putri, 54 kg putra, 48 kg putri, 57 kg putri, 60 kg putra, 54 kg putri, 63,5 kg putra, 57 kg putri, 67 kg putra, 60 kg putri, 73 kg putra dan 75 kg putra.
Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulawesi Selatan Ellong Tjandra berharap medali emas dan perak dari cabang olahraga Muaythai membuka peluang emas dari cabang lainnya pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.
"Ini emas pertama bagi Sulawesi Selatan, semoga setelah ini akan lebih banyak lagi emas yang dikumpulkan oleh atlet-atlet Sulawesi Selatan," kata Ellong Tjandra.