Karena tidak bisa terbang, Ilham kembali ke tempat kos dengan sewa Rp 700 ribu per bulan. Untuk melakukan isolasi mandiri. Beberapa hari kemudian, Ilham baru merasakan demam dan indra penciumannya hilang.
Beruntung selama isolasi mandiri, masih ada teman yang bersedia membantu segala kebutuhan Ilham. Termasuk mengantarkan makanan setiap hari.
Dua minggu setelah isolasi mandiri, Ilham merasa sudah pulih. Kemudian inisiatif melakukan tes PCR kembali. Berbeda dengan tes PCR yang pertama, kali ini Ilham mulai mencari tes PCR yang harganya lebih murah.
Setelah mengecek beberapa klinik yang menyediakan jasa tes PCR, Ilham menemukan harga yang bervariasi. Antara Rp Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta. Hasil tes PCR, semua hasil keluar setelah tiga hari melakukan pemeriksaan.
Baca Juga:Dilema Tes PCR: Jokowi Teriak Harga Turun, Praktiknya Masih Mahal
Hasil tes PCR kedua membuat Ilham lega. Dia dinyatakan negatif berdasarkan hasil pemeriksaan PCR di Neo Clinic, Jalan Puri Kembangan, Jakarta Barat pada akhir Juli 2021. Untuk tes kedua Ilham mengeluarkan biaya Rp 745 ribu.
"Iya, turun harganya. Sekarang kan lebih turun lagi, sekarang mungkin Rp 490 ribu. Kemarin saya tes belum berlaku itu aturan pemerintah," ungkapnya.

Mengandalkan Tes Antigen
Berbeda dengan Ilham, FR warga Kota Makassar mengaku hanya mengandalkan tes Swab Antigen. Setelah terkonfirmasi positif, FR langsung inisiatif isolasi mandiri di rumah.
Gejala yang paling dirasakan FR adalah demam tinggi. Kemudian terjadi hilang penciuman atau perasa setelah hari ke empat isolasi mandiri. FR merasa sembuh setelah 16 hari isolasi mandiri. Kemudian melakukan swab antigen dengan hasil negatif.
Baca Juga:Harga PCR Turun, Riau Masih Pakai Akurasi Tes Antigen untuk Deteksi Covid
Sejak dinyatakan terpapar corona hingga kembali sehat, FR tidak pernah menjalani pemeriksaan tes PCR. Alasannya, biaya tes PCR di Kota Makassar sangat mahal dibandingkan biaya tes swab antigen. Sebelum ada aturan pemerintah yang baru.