Dua Nasabah Kehilangan Duit Dalam Tiga Bulan, Masih Amankah Menabung di Bank BUMN

Kasus hilangnya uang deposito nasabah bank milik BUMN di Makassar secara misterius membuat publik geger

Budi Arista Romadhoni
Minggu, 12 September 2021 | 11:10 WIB
Dua Nasabah Kehilangan Duit Dalam Tiga Bulan, Masih Amankah Menabung di Bank BUMN
Ilustrasi menabung di Bank. Kasus hilangnya uang deposito nasabah Bank milik BUMN di Makassar secara misterius membuat publik geger. (Shutterstock)

SuaraSulsel.id - Kasus hilangnya uang deposito nasabah Bank milik BUMN secara misterius membuat publik geger. Dalam jeda waktu yang cukup singkat, ada dua nasabah yang mengalami kasus sama di bank pelat merah itu.

Bulan Juni lalu, pengusaha di Kota Makassar atas nama Hendrik dan Heng Pao Tek melaporkan Bank milik BUMN ke Polisi karena kasus penggelapan dana. Uang Rp 20 Miliar lebih yang dideposit di salah satu bank Cabang Peti Kemas Pelabuhan Makassar hilang misterius. Bilyet miliknya disebut palsu oleh pihak bank.

Kini, kasus yang sama menimpa pengusaha properti di Makassar, Andi Idris Manggabarani. Mantan Ketua DPP Partai Gerindra Sulsel ini kehilangan uang hingga Rp 45 miliar di rekeningnya.

Sebelumnya, Andi Idris Manggabarani menyimpan uangnya di empat kantor cabang bank yakni Cabang Makassar, Mattoanging, Pettarani, dan KK Sam Ratulangi.

Baca Juga:Masih Waspada, Sekolah di Kota Makassar Belum Diijinkan Gelar Pembelajaran Tatap Muka

Dengan kasus-kasus ini, apakah masih aman menyimpan uang di Bank?

Ekonom Universitas Hasanuddin Makassar Abdul Madjid Sallatu melihat pengawasan dalam implementasi sistem perbankan sudah sangat baik, termasuk pengaman dana (deposito) nasabah di setiap bank. Hilangnya uang nasabah di bank harus dilihat sebagai kesalahan individu (bankers).

Madjid Sallatu menjelaskan ada tiga faktor yang berperan dalam semua operasi sistem perbankan. Yakni manusia, teknologi dan sistem tata kelola administrasinya. Ketiga faktor ini tentu saja memiliki tingkat kesalahan dan kelemahannya masing-masing.

"Namun ada satu faktor yang paling krusial yaitu kapasitas dan keterampilan manusia yang terlibat dalam operasi sistem perbankan. Padahal semakin hari semakin ditingkatkan kemampuannya oleh semua bank," ujar Madjid, Minggu, (12/9/2021).

Menurut Madjid, manusialah yang berperan mengoperasikan teknologi dan pengelola administrasi, sehingga working environment (lingkungan kerja) sumber daya perbankan menjadi sangat penting. Hal tersebut bisa terkait dengan faktor eksternal maupun internal di bank.

Baca Juga:Pelaku UMKM Belum Dapat Bantuan? Coba Daftar BPUM BNI Mekaar

"Dan saya melihat manusia dan pengaruh lingkungan kerja yang lebih dominan mempengaruhi kesalahan dan kelemahan dalam operasi sistem perbankan ini," ujar lulusan Master of Art di University of the Philippines itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini