Selain itu, Tete Batu memiliki Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD Pariwisata).bMenariknya, Tete Batu memiliki PAUD Pariwisata (taman kanak-kanak) di mana seluruh rangkaian kegiatan mengenalkan lingkungan, budaya, dan toleransi telah diperkenalkan sejak dini. Kegiatan ini jarang dilakukan oleh kebanyakan desa wisata pedalaman lainnya.
Lingkungan ini kemudian membentuk kepribadian anak-anak yang inklusif terhadap kemajuan pariwisata secara universal. Hal ini juga sering sebagai lokus pemahaman lintas budaya (cross culture understanding).
Keterlibatan baik pengunjung maupun anak-anak dari keluarga pengunjung internasional seringkali memilih tempat ini untuk menitipkan anak-anaknya untuk belajar aktivitas sehari-hari dan menjadi lingkungan bermain bersama.
"Tinjauan ini setidaknya Tetebatu yang berada pada desa pedalaman, telah menyematkan destinasi ramah anak dan keluarga sehingga memberikan rasa aman dan nyaman pada pengunjung internasional," jelasnya.
Kemudian, ketujuh kehidupan lokal yang harmonis (lingkungan, economy, social-culture). Suasana desa yang damai sangat ideal bagi pengunjung yang ingin beristirahat dan bersantai mencari ketenangan. Sungai yang terbentuk di kaki Gunung Rinjani memberikan energi positif bagi pikiran dan motivasi hidup serta melakukan aktivitas selanjutnya.
Baca Juga:Kondisi Terkini Desa Rogo Usai Diterjang Banjir Bandang
Hal ini didukung pula oleh keseimbangan kearifan lokal. Kesetaraan gender, rantai penggerak ekonomi lokal, sosial budaya, dan kelestarian lingkungan yang berkelanjutan.
"Potensi inilah yang kemudian dibentuk menjadi wisata berbasis masyarakat Tete Batu untuk merasakan pengalaman hidup di pedesaan bersama penduduk lokal Tetebatu dengan mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Dinas Pariwisata NTB, Ahlul Wakti, mengatakan setelah resmi diusulkan ikut lomba desa wisata tingkat dunia, Tete Batu akan dibenahi dengan memperkuat inovasi.
"Artinya inovasi itu bagaimana hutan dan lingkungan yang ada sekarang lebih lestari dengan kegiatan bebas sampah dan inilah yang perlu kita tonjolkan," ujarnya.
Menurut Ahlul Wakti, Tete Batu punya kualifikasi untuk menang dalam pentas desa wisata karena keindahannya, kuliner, hingga sosial culture.
Baca Juga:Menolak Tambang Quarry, Seniman Mural Aksi di Desa Wadas Purworejo
Untuk memperkuat Tete Batu perlunya kolaborasi seluruh pihak baik pemerintah desa dan Pokdarwis dalam mempersiapkan diri menyambut perhelatan Internasional, Best Tourism Village dari United Nations World Tourism Organization (UNWTO) tersebut secara maksimal. Salah satu bentuknya yakni vaksinasi bagi para pelaku wisata dan masyarakat sebagai bentuk pelaksanaan CHSE.
"Minimal 70 persen masyarakat yang ada di destinasi wisata sudah tervaksin," katanya.
Desa Wisata Tete Batu ini menjadi salah satu tempat untuk menikmati pesona keindahan pemandangan di kaki selatan Gunung Rinjani, yang memiliki pesona keindahan panorama pegunungan dan persawahan, kontur tanah di Tete Batu seperti anak tangga yang membentuk persawahan subur nan hijau.
Dilokasi ini juga sering menjadi buruan para pecinta fotografer khususnya mereka yang ingin mengambil keindahan Sunsrise yang sangat menawan, dan di kala senja datang, wisatawan akan merasakan seolah - olah menyatu dengan keadaan alam yang begitu tenang, sunyi, dan sejuk. Di tambah dengan pemandangan langit yang bewarna merah keemasan, berpadu dengan kokohnya puncak Gunung Rinjani.
Desa wisata tetebatu juga menyuguhkan beberapa fasilitas penunjang bagi para wisatawan seperti, homestay, dan rumah makan yang mudah dijumpai.
Selain keindahan persawahan dan pegunungan, di desa wisata Tete Batu Juga Terdapat beberapa Air terjun seperti, Air terjun Ulem - ulem, Air terjun Burung Walet, Air Terjun Kokok Duren, Air Terjun Seme Deye dan Air terjun Jeruk Manis. (Antara)