Abubakar Lambogo Guru Pejuang dari Enrekang, Kepalanya Dipenggal Belanda

Perjuangan rakyat Enrekang melawan Belanda dipelopori pejuang Andi Abubakar Lambogo

Muhammad Yunus
Selasa, 17 Agustus 2021 | 06:00 WIB
Abubakar Lambogo Guru Pejuang dari Enrekang, Kepalanya Dipenggal Belanda
Pasukan Tentara Republik Indonesia Persiapan Sulawesi di masa penjajahan Belanda [SuaraSulsel.id / Arsip Badan Perpustakaan Nasional]

Pada 13 Maret 1947, dini hari, Abu Bakar bersama pasukannya sedang berada di Salu Wajo. Tanpa disadari, ternyata pasukan KNIL membuntuti kelompoknya.

Mereka dikabarkan tengah mandi saat KNIL menyerang di tengah kegelapan. Tanpa persiapan, mereka kemudian lari kalang kabut berpencar.

Akibat serbuan itu, Abubakar tertembak di bagian paha. Ia dan satu orang anggotanya tertangkap dan dibawa ke markas besar KNIL di Enrekang.

Oleh KNIL, pasukan Abubakar yang tertangkap kemudian diminta untuk bertemu dengan komandannya. Namun apa yang ditemui mereka ketika sampai di Pasar Enrekang. Kepala Kapten Abubakar sudah terpenggal.

Baca Juga:Gempa Bumi Guncang Enrekang, Ini Penyebabnya

Potongan kepala tanpa badan itu dipajang di bayonet yang terletak di pintu gerbang di pasar Enrekang. Pasukan Abubakar yang ikut tertangkap bahkan dipaksa satu per satu untuk mencium potongan kepala tersebut.

Tokoh Adat Massenrempulu Jupri juga mengatakan sebelum Abubakar Lambogo dibunuh, ia terlebih dahulu disiksa di luar batas perikemanusiaan. Padahal di tempat lain, jika yang tertangkap adalah pimpinan, maka mereka akan diberikan perlindungan dan diberikan perawatan.

"Namun hal ini justru berbanding terbalik dengan yang dialami komandan Abubakar Lambogo," ujar Jupri.

Menurutnya, bangkitnya rakyat Massenrempulu dalam melakukan perlawanan terhadap kedatangan kembali bangsa Belanda dilatar belakangi oleh beberapa hal. Salah satunya karena penderitaan yang dialami pada masa penjajahan, sehingga tidak menginginkan hal tersebut kembali terulang.

Konsep siri atau budaya malu yang dipahami rakyat Massenrempulu menjadi pendorong tersendiri untuk mengusir Belanda. Hal ini karena dijajah sama dengan menginjak-injak harga diri sebagai bangsa.

Baca Juga:Keju dari Air Susu Kerbau, Begini Cara Mudah Membuatnya

Di samping itu, Abubakar Lambogo sebagai pimpinan kelaskaran menjadi semangat tersendiri. Sebagai pimpinan, ia sangat dihormati dan dihargai Perintah yang diberikan akan dijunjung tinggi oleh masyarakat sekalipun nyawa menjadi taruhannya.

Berita Terkait

Puasa Ramadhan 1444 Hijriah telah memasuki hari ke-29

sulsel | 14:26 WIB

Masyarakat Kabupaten Enrekang akhirnya bisa merasakan manfaat

sulsel | 13:09 WIB

Berharap kegiatan Anti Mager ini terus digeliatkan dan menjadi kebiasaan masyarakat

sulsel | 08:33 WIB

News

Terkini

Untuk mendukung kemajuan sepak bola Indonesia dibutuhkan kerja sama dan sinergi.

News | 14:30 WIB

Jual beli tanah di pulau-pulau untuk bisnis resort

News | 17:47 WIB

Pembangunan jalan menuju Bandara ini menjadi bagian dari bantuan keuangan Pemprov Sulsel

News | 11:58 WIB

Polda Sulsel bersama Polrestabes Makassar mendeklarasikan Polisi RW

News | 10:40 WIB

Kasus tersebut dilakukan di tempat yang berbeda-beda dalam waktu 10 bulan

News | 10:31 WIB

Calon haji tersebut akan diberangkatkan tahun depan dengan alasan medis

News | 09:52 WIB

Untuk mengukur capaian progres kemajuan penyelenggaraan statistik sektoral

News | 15:04 WIB

Terduga pelaku bisa saja menghilangkan barang bukti

News | 13:13 WIB

Aparat kepolisian sektor Rappocini masih melakukan penyidikan

News | 07:21 WIB

Pelaku mengancam akan memukul korban jika berani bicara

News | 07:06 WIB

Korban mengaku mendapatkan perlakukan tak senonoh dari 11 orang diduga pelaku

News | 06:53 WIB

Anak perempuan yang menjadi korban pemerkosaan di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, masih dirawat di rumah sakit

News | 05:36 WIB

Pulau Kapoposang di Kabupaten Pangkajene, Sulawesi Selatan

News | 12:59 WIB
Tampilkan lebih banyak