Namun, disamping itu, instalasi farmasi juga hanya memiliki 2 tempat penyimpanan vaksin bersuhu 2°C s.d 8°C untuk vaksin Sinovac dan satu lemari pendingin bersuhu dibawah 0° untuk penyimpanan vaksin Moderna dan polio.
Selain itu, menurut pernyataan satgas COVID-19 di Kota Palu, angka presentasi vaksinasi di kota Palu saat ini hanya mencapai 23 persen saja.
“Kota Palu ini seakan-akan menjadi tumpuan bagi kabupaten-kabupaten sekitarnya. Padahal sistem kesehatan di kota Palu sendiri sudah cukup kelabakan menopang dirinya sendiri dalam menghadapi peningkatan kasus COVID-19 akhir-akhir ini,” kata Fajrimei A. Gofar selaku Tenaga Ahli KSP.
Fajrimei menyatakan bahwa kota Palu perlu mendapatkan dukungan dan penguatan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan, agar Palu tetap mampu menjadi kota tumpuan yang dapat memberikan bantuan kepada kabupaten dan kota di sekitarnya.
Baca Juga:Pemimpin Alkhairaat Wafat, Wali Kota Palu Minta Warga Kibarkan Bendera Setengah Tiang
Ia pun mengapresiasi pemerintah dan satgas COVID-19 kota Palu yang tanggap dalam menangani bencana COVID-19 di kota tersebut di tengah keterbatasan yang ada.
“Oleh karenanya, saya pikir pemerintah kota Palu perlu mendapatkan dukungan dalam menangani situasi COVID-19 ini,” imbuhnya.
Ia juga menegaskan bahwa bukan hanya kota Palu yang perlu mendapatkan penguatan sistem dan fasilitas kesehatan, namun kabupaten-kabupaten seperti Sigi, Parigi dan kabupaten di kawasan lainnya di Sulawesi Tengah juga harus mendapatkan perhatian untuk membangun sistem kesehatan yang kuat dan mandiri bagi masyarakatnya.