Saat Murid SD Mengunjungi Pameran Foto Tari Pakarena di Galeri De La Macca

"Foto-fotonya hitam putih ji, tidak ada warnanya, tapi bagus,"

Muhammad Yunus
Jum'at, 18 Juni 2021 | 14:29 WIB
Saat Murid SD Mengunjungi Pameran Foto Tari Pakarena di Galeri De La Macca
Murid SD Negeri Borong memasuki Galeri de La Macca, Jalan Borong Raya Nomor 75A, Makassar, Kamis, 17 Juni 2021 / [SuaraSulsel.id / Istimewa]

Anak-anak senang karena diberikan oleh-oleh berupa buku cerita rakyat Sulawesi Selatan yang diterbitkan oleh Penerbit De La Macca dan Balai Bahasa Sulawesi Selatan, antara lain buku "Karaeng Pattingalloang dan Daeng Serang" karya Ibe S. Palagoi. Ada juga buku "Kapal Bangga Kaasan" karya Firman terbitan Penerbit Garis Khatulistuwa dan Balai Bahasa Sulawesi Tengah.

Selama di Galeri De La Macca, anak-anak tak hanya melihat-lihat karya foto tapi juga membuka-buka buku yang di pajang di rak-rak koleksi penerbit yang dikelola Goenawan Monoharto. Mereka juga membaca beberapa lembar buku yang baru saja diterima dari seniman teater tersebut.

Begitu kembali ke sekolah, ada anak yang menyumbang buku pemberian Goenawan Monoharto untuk menambah koleksi Perpustakaan Gerbang Ilmu SD Negeri Borong. Buku itu diserahkan langsung oleh Fikram kepada Kepala Perpustakaan Gerbang Ilmu, Saparuddin Numa.

Kepala UPT SPF SD Negeri Borong, Hendriati Sabir, menilai positif kegiatan kunjungan ke galeri seni tersebut. Katanya, itu upaya untuk membuka dan menambah wawasan murid-murid dengan melihat secara langsung aktivitas yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah.

Baca Juga:Pameran Foto, Jokowi Terkesan dengan Potret Dirinya Gendong Anak Papua

Anak-anak, lanjutnya, dapat mengimplementasikn ilmu yang diperoleh dari hasil pembelajaran di kelas, yakni berkomunikasi dan melakukan tanya jawab dengan narasumber.

Menurut Bu Indri, begitu sapaan akrabnya, banyak hal yang bisa dipetik oleh anak-anak. Mereka dapat melihat langsung obyek karya seni sehingga bisa jadi motivasi dan inspirasi.

Anak-anak belajar bersosialisasi dengan masyarakat luar, khususnya pekerja seni. Mereka juga bertambah senang karena dapat hadiah buku yang ikut menguatkan gerakan literasi. Selain itu, mereka merasa berharga atau berarti karena mampu memberi sumbangan dari apa yang diperolehnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini