SuaraSulsel.id - Hamisah, istri dari Daeng Tampo (60) korban bom di Gereja Katedral Makassar mengatakan, suaminya mengalami gangguan pendengaran. Setelah ledakan bom tadi pagi.
Daeng Tompo adalah petugas keamanan di Gereja Katedral Makassar. Ikut menjadi korban saat pelaku meledakkan diri di gerbang gereja. Dekat Pos Satpam.
"Iya, dia sekuriti di sana (Gereja Katedral). Waktu kejadian jauh ji dari lokasi. Tapi tidak bisa mendengar," kata Hamisah.
Korban petugas keamanan (satpam) lainnya, diketahui bernama Cosman, terlihat mengalami luka bakar serius pada bagian wajahnya.
Baca Juga:5 Insiden Bom di Gereja, Deretan Sejarah Serangan di Rumah Ibadah
"Iya Pak namanya Cosman, sekuriti juga di gereja. Ini mau dibawa ke Bayangkara," ujar keluarga korban, Jhon, di Rumah Sakit Stella Maris Makassar.
Peristiwa bom bunuh diri terjadi di gerbang Gereja Katedral Makassar di Jalan Kajaolalido, Kelurahan Baru, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar sekitar pukul 10.30 WITA, Minggu 28 Maret 2021.
Kejadian tersebut di sela pelaksanaan ibadah Misa Minggu Palma. Polisi menyebut ada dua terduga pelaku. Satu dapat dikenali, dan satu lagi kondisi tubuhnya hancur.
Aksi pelaku dapat dicegah oleh pihak keamanan gereja, sehingga tidak sampai masuk ke dalam gereja. Bom meledak di gerbang gereja.
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Inspektur Jenderal Merdisyam menyebut jumlah korban akibat ledakan bom di pintu gerbang Gereja Katedral Makassar bertambah menjadi 20 orang.
Baca Juga:Korban Bom Makassar Mengalami Luka Bakar, Jumlah Korban 20 Orang
Sampai saat ini jumlahnya, di Rumah Sakit Bhayangkara 7 orang, Rumah Sakit Siloam 4 orang. Total dengan data luka ringan sudah pulang, sebanyak 20 orang.
"Ini perkembangan terakhir," ujar Kapolda Sulsel Merdisyam, saat mengunjungi korban di Rumah Sakit Stella Maris Makassar, Minggu 28 Maret 2021. (Antara)