"Indikasinya sudah agak mengerucut ke arah anggota. Tapi kita belum tahu itu siapa (pelaku) karena yang pas keterangan korban yang di tengah jalan itu, tidak terjangkau CCTV dan posisinya gelap saat itu," tambah Suprianto.
Selain itu, kendala lain yang dihadapi penyidik adalah keterangan saksi-saksi. Dari puluhan saksi yang telah diperiksa penyidik, tidak ada satu pun yang mengetahui pasti identitas dan ciri-ciri oknum aparat polisi yang menganiaya Andry Mamonto.
"Saksi sekitar 30 orang yang kita periksa, tidak ada satu pun yang melihat kejadian secara jelas. Bahkan, korban sendiri pun tidak tahu ciri-cirinya pelaku seperti apa dan orangnya bagaimana. Jangankan menunjuk identitas, ciri-cirinya sendiri korban tidak ini. Karena situasinya memang gelap itu, malam kan," jelas Suprianto.
Suprianto mengaku bukti-bukti yang didapatkan pihaknya. Baik dari rekaman CCTV di lokasi kejadian hingga keterangan saksi-saksi yang telah diperiksa tersebut belum dapat mengungkap indentitas pelaku yang menganiaya korban.
Baca Juga:Viral Video Dosen UMI Berkelahi Depan Mahasiswa, Lokasinya di Sini
"Karena di KUHP kan, pasalnya barang siapa, kita tidak bisa mengenakan sembarang orang (pelaku) karena harus orang yang betul-betul melakukan. Barang siapa ini, yang harus kita buktikan menunjukan seseorang. Tidak bisa menunjuk organisasi, institusi, dan kelompok," ujar Suprianto.
Suprianto yakin bahwa dalam kasus dugaan salah tangkap dosen UMI Makassar tersebut memang telah terjadi perbuatan tindak pidana. Karena itu, penyidik pun masih terus melakukan pendalaman untuk dapat mengungkap identitas pelaku.
"Masih sementara berjalan kasusnya itu, kemarin juga sudah saya konfirmasi dengan LPSK di Jakarta. Sudah saya jelaskan bahwa proses masih berjalan," katanya.
Kontributor : Muhammad Aidil
Baca Juga:Polisi Selidiki Viral Pria Dibacok-bacoki di Dalam Warnet di Deli Serdang