SuaraSulsel.id - Angin puting beliung merusak rumah warga di Kabupaten Luwu dan Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Lima rumah warga rusak di Dusun Rantelangi Desa Arusu, Kecamatan Malangke Barat, Kabupaten Luwu Utara.
“Dari 5 rumah warga yang diterpa angin puting beliung tersebut satu rumah warga mengalami kerusakan parah,” kata Supliadi, Camat Malangke Barat, kepada KabarMakassar.com -- jaringan Suara.com
Supliadi mengatakan, rumah warga juga ditimpa pohon tumbang. Sehingga menambah kerusakan.
Baca Juga:Angin Puting Beliung Terjang Lampung, Tempat Wisata dan Rumah Warga Rusak
“Beruntungnya tidak ada korban jiwa atas kejadian tersebut,” ungkapnya.
Kepala BPBD Luwu Utara, Muslim Muktar mengatakan, ada dua Kecamatan yang terkena dampak angin puting beliung. Malangke Barat dan Sabbang.
“Tim sudah terjun ke lokasi. Informasinya ada lima TKP akibat puting beliung ini. Kecamatan Sabbang Selatan dan Malangke Barat,” kata Muslim.
Mengantisipasi ini, Musim telah menyiapkan empat tim yang dipastikan telah terjun ke lokasi kejadian untuk melakukan asesmen.
“Tim masih melakukan pendataan dinda. jadi belum masuk semua data rumah warga rusak dari Lima TKP tersebut,” tutupnya.
Baca Juga:Pondokan Pantai Klara Porak Poranda Disapu Puting Beliung, Jalanan Macet
1 Orang Meninggal di Luwu
Kepala Desa Salupao, Marten Garanta melaporkan jika terdapat puluhan rumah warganya rusak parah akibat diterjang angin puting beliung, Senin (15/02/2021).
Bahkan kata Marten desa nya yang terletak di Kecamatan Lamasi Timur, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, ada warganya yang meninggal dunia akibat tertimpa pohon tumbang.
“Iya ada 1 warga yang meninggal dunia dan 2 orang luka parah atau patah tulang dan 2 lainnya luka ringan,” kata Marten.
Sementara pohon tumbang akibat puting beliung juga sempat memutus jalan akses penghubung antar desa.
“Jalan yang tertutup pepohonan secara keseluruhan ada 500 meter karena tersebar di beberapa titik, saat ini sudah dikerahkan alat berat dan mesin pemotong untuk membersihkan,” ungkapnya.
Akibat peristiwa ini, warga terpaksa mengungsi ke sejumlah tempat seperti rumah kerabat dan keluarga, sambil menunggu bantuan dari pemerintah.
“Warga korban mengungsi sambil menunggu bantuan karena saat ini belum ada bantuan masuk, warga membutuhkan terpal, bahan makanan dan minuman, selain itu saat ini di desa kami terjadi pemadaman listrik,” ujarnya.