Rata-rata penambang telah mendirikan tenda-tenda di sekitar maupun di areal PETI Dongi-Dongi agar mereka bisa bekerja di waktu malam hari.
Lubang-lubang tanah atau rep yang mengandung emas yang dahulu telah ditutup, kini semuanya telah dibuka kembali oleh para penambang. Jumlah lubang rep saat ini sudah mencapai ribuan lubang.
Ede mengatakan satu lubang rep biasanya dikuasai oleh 10 orang dengan sistem kongsi.
Artinya, ada salah satu dari anggota yang membiayai kebutuhan mereka, termasuk menanggung makan dan minum sehari-hari.
Saat rep diolah dan menghasilkan emas, maka emas itu kemudian dijual dan uangnya dibagi-bagikan kepada semua anggota penambang yang tergabung dalam satu kongsi.
Seluruh rep yang berasal dari PETI Dongi-Dongi, kemudian dibawah ke tromol di Kelurahan Poboya, Kota Palu. Disanalah, kata dia, rep tersebut diproses menjadi biji-biji emas.
Kepala Balai Besar TNLL, Jusman membenarkan bahwa lokasi PETI Dongi-Dongi saat ini sudah diserbu kembali oleh para penambang yang kebanyakan datang dari Pulau Sulawesi.
Dari hasil kunjungannya ke lokasi tambang pada hari Sabtu (13/2) pekan ini, Jusman mengaku terkejut. Menyaksikan para penambang dengan bebas tanpa ada rasa takut menambang dalam kawasan konservasi.
Saat berada di lokasi PETI Dongi-Dongi, Jusman mengaku tidak bisa berbuat apa-apa,sebab kondisinya cukup rawan.
Masalahnya, jumlah penambang ribuan orang. "Tidak mungkin kami mau menertibkan sendiri. Bisa konyol diserbu penambang," ujarnya.