Sulsel Darurat Kasus Bunuh Diri di Masa Pandemi, Ini Daftar Panjang Korban

Angka kasus bunuh diri di Sulawesi Selatan selama tahun 2020 meningkat drastis

Muhammad Yunus
Kamis, 04 Februari 2021 | 12:49 WIB
Sulsel Darurat Kasus Bunuh Diri di Masa Pandemi, Ini Daftar Panjang Korban
Tim SAR mengevakuasi korban meninggal setelah terjun di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, Kamis 4 Februari 2021 / [SuaraSulsel.id / Basarnas Sulsel]

"Kegagalan beradaptasi dengan lingkungan dan frustrasi yang diakibatkannya menyebabkan individu bisa mengambil tindakan bunuh diri. Hal ini semakin berkemungkinan jika tidak ada dukungan sosial dari lingkungannya," tambahnya.

Lalu apa yang harus dilakukan? Menurut Ramli, Keluarga, lingkungan sekolah dan kampus, lingkungan kerja harus peka terhadap perubahan-perubahan perilaku seseorang. Karena bunuh diri terjadi ketika seseorang tidak mampu berinteraksi atau terasingkan dari lingkungan sosialnya.

Jika dari segi kejiwaan, maka terapi kejiwaanlah yang menjadi prioritas. Tapi jika itu didominasi masalah ekonomi, maka langkah-langkah perbaikan ekonomi masyarakat harus benar-benar lebih sungguh-sungguh dilakukan.

"Apalagi, di masa pandemi seperti saat ini, dampaknya bukan hanya pada kesehatan masyarakat, tetapi juga pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Ketidakmampuan beradaptasi dalam situasi baru ini menjadikan banyak orang bertambah beban hidupnya dan bisa mengambil keputusan bunuh diri," jelasnya.

Baca Juga:Geger Pulau Lantigiang Dijual, Gubernur Sulsel : Baru Panjar Rp 10 Juta

Ramli mengaku kondisi seperti ini bisa semakin parah jika integrasi sosial terlalu lemah atau kurangnya ikatan sosial di dalam masyarakat yang ditandai misalnya dengan bentuk-bentuk kepedulian yang menurun.

Ia menyarankan perlu dibangun pendampingan pada kelompok-kelompok yang rentan melakukan bunuh diri, seperti mereka yang mengalami persoalan rumah tangga atau masalah pribadi yang serius, penyakit kronis yang lama, dan lain-lain.

"Para pekerja sosial diharapkan melakukan ini, tentu dengan dukungan negara dan masyarakat. Selain itu, semua anggota masyarakat bisa mengambil peran mengurangi penyebabnya jika menemukan hal seperti itu di lingkungan masing-masing. Minimal jangan mengurangi kebahagiaan orang lain akibat ulah kita. Juga perlu dibangun kepekaan sosial, komitmen, dan kepedulian terhadap orang lain," harap Ramli.

Ilustrasi Stres. (Shutterstock & Freepik)
Ilustrasi Stres. (Shutterstock & Freepik)

Respons Psikolog

Psikolog UNM Widyastuti menambahkan persentase depresi pada usia remaja antara 15-24 tahun memang cukup tinggi. Depresi berat akan mengalami kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri (self harm) hingga bunuh diri.

Baca Juga:BKN Kaget Banyak Migrasi Pegawai dari Makassar ke Sulsel : Tak Boleh Asal

"Sebagian besar kasus bunuh diri merupakan akibat dari depresi dan kecemasan," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini