Amerika Ancam Militer Myanmar Akan Menerima Dampak Kudeta, Isyarat Perang?

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengancam memberlakukan kembali sanksi terhadap Myanmar

Muhammad Yunus
Selasa, 02 Februari 2021 | 08:36 WIB
Amerika Ancam Militer Myanmar Akan Menerima Dampak Kudeta, Isyarat Perang?
Ilustrasi tentara Amerika Serikat. (AFP)

SuaraSulsel.id - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengancam memberlakukan kembali sanksi terhadap Myanmar. Menyusul kudeta oleh para pemimpin militer negara itu dan menyerukan tanggapan internasional bersama untuk menekan mereka melepaskan kekuasaan.

Biden mengutuk militer yang mengambil alih kekuasaan pemerintahan yang dipimpin sipil. Serta mengutuk penahanan pemimpin terpilih dan peraih Nobel Aung San Suu Kyi sebagai serangan langsung terhadap peralihan negara menuju demokrasi dan kekuasaan berdasar hukum.

Krisis Myanmar merupakan ujian besar pertama atas janji Biden untuk lebih banyak berkolaborasi dengan sekutu. Mengatasi tantangan internasional, terutama pada pengaruh China yang meningkat.

Bertolak belakang dengan pendekatan "America First" yang sering dilakukan sendiri oleh mantan Presiden Donald Trump.

Baca Juga:Pagi-pagi Moeldoko Jadi Trending Topic Gara-gara Isu Kudeta Partai Demokrat

Kutukan itu juga mewakili keselarasan kebijakan yang jarang antara sesama politisi Demokrat dan politisi utama Republik. Ketika mereka bergabung dalam mengecam kudeta dan mendesak militer Myanmar menghadapi konsekuensi.

"Komunitas internasional harus bersatu dalam satu suara untuk menekan militer Burma agar segera melepaskan kekuasaan yang mereka rebut. Membebaskan para aktivis dan pejabat yang mereka tangkap," kata Biden dalam sebuah pernyataan.

"Amerika Serikat mencabut sanksi terhadap Burma selama dekade terakhir berdasarkan kemajuan menuju demokrasi. Pembalikan kemajuan itu akan membutuhkan tinjauan segera atas undang-undang dan otoritas sanksi kami, diikuti dengan tindakan yang tepat," katanya.

Biden juga meminta militer di Myanmar, negara yang juga dikenal sebagai Burma, untuk mencabut semua pembatasan telekomunikasi dan menahan diri dari kekerasan terhadap warga sipil.

Dia mengatakan Amerika Serikat "memperhatikan mereka yang berdiri bersama rakyat Burma di saat yang sulit ini."

Baca Juga:Soal Isu Kudeta Demokrat, Ferdinand: Pak Jokowi Tak Perlu Merespons

"Kami akan bekerja dengan mitra kami di seluruh kawasan dan dunia untuk mendukung pemulihan demokrasi dan pemerintahan berdasar hukum, serta meminta pertanggungjawaban mereka yang membatalkan transisi demokrasi Burma," katanya.

Berita Terkait

Amerika geram Rusia dan China diam saja di tengah ancaman rudal balistik Korea Utara

joglo | 23:56 WIB

Musisi kenamaan Amerika itu tampil memukau penonton dengan keahliannya bermain alat musik.

foto | 21:45 WIB

Joe Biden dianggap memiliki gaya berjalan yang terbilang kaku, hal ini karena keausan yang terjadi pada tulang belakang

ntb | 13:10 WIB

Lalu, apa sebenarnya yang terjadi hingga dugaan kudeta mencuat? Simak inilah perjalanan Moeldoko untuk merebut Demokrat.

video | 21:30 WIB

Amerika Serikat selalu dikenal dengan kemajuannya, namun sayangnya sedikit yang mengetahui bahwa Amerika Serikat memiliki utang yang banyak. simak dalam artikel di bawah ini!

soreang | 21:02 WIB

News

Terkini

Untuk mendukung kemajuan sepak bola Indonesia dibutuhkan kerja sama dan sinergi.

News | 14:30 WIB

Jual beli tanah di pulau-pulau untuk bisnis resort

News | 17:47 WIB

Pembangunan jalan menuju Bandara ini menjadi bagian dari bantuan keuangan Pemprov Sulsel

News | 11:58 WIB

Polda Sulsel bersama Polrestabes Makassar mendeklarasikan Polisi RW

News | 10:40 WIB

Kasus tersebut dilakukan di tempat yang berbeda-beda dalam waktu 10 bulan

News | 10:31 WIB

Calon haji tersebut akan diberangkatkan tahun depan dengan alasan medis

News | 09:52 WIB

Untuk mengukur capaian progres kemajuan penyelenggaraan statistik sektoral

News | 15:04 WIB

Terduga pelaku bisa saja menghilangkan barang bukti

News | 13:13 WIB

Aparat kepolisian sektor Rappocini masih melakukan penyidikan

News | 07:21 WIB

Pelaku mengancam akan memukul korban jika berani bicara

News | 07:06 WIB

Korban mengaku mendapatkan perlakukan tak senonoh dari 11 orang diduga pelaku

News | 06:53 WIB

Anak perempuan yang menjadi korban pemerkosaan di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, masih dirawat di rumah sakit

News | 05:36 WIB

Pulau Kapoposang di Kabupaten Pangkajene, Sulawesi Selatan

News | 12:59 WIB
Tampilkan lebih banyak