Laptop Ketua DPR Dicuri, Diduga Mau Dijual ke Intelijen Rusia

Petugas melakukan investigasi kemungkinan laptop dijual ke intelijen Rusia

Muhammad Yunus
Jum'at, 22 Januari 2021 | 20:53 WIB
Laptop Ketua DPR Dicuri, Diduga Mau Dijual ke Intelijen Rusia
Ilustrasi laptop

SuaraSulsel.id - Pencuri laptop Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi, saat serangan di Gedung Capitol akan dibebaskan dari penjara. Karena tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya.

Meski pencurian perangkat elektronik dari kantor Kongres telah menjadi kekhawatiran yang terus berlanjut. Setelah pengepungan oleh pendukung Presiden AS Donald Trump.

Hakim federal Martin Carlson mengatakan bahwa Williams tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya.

Hakim Carlson memerintahkan agar perempuan Pennsylvania Riley June Williams dibebaskan dari tahanan, tetapi ditempatkan di bawah pengawasan ibunya, dikenakan pembatasan perjalanan, dan menginstruksikannya untuk hadir Senin di pengadilan federal di Washington untuk melanjutkan kasusnya.

Baca Juga:Bantah Asnawi Mangkualam Gabung Klub Korsel, PSM Makassar: Masih Rumor

Williams, 22, dari Harrisburg, dituduh mencuri, mengganggu dan masuk tanpa izin, serta masuk dengan kekerasan dan berperilaku tidak tertib di Capitol.

FBI mengatakan mantan pacar Williams yang tidak disebutkan identitasnya mengidentifikasi untuk mereka perempuan itu dalam video kerusuhan 6 Januari dan memberi tahu bahwa perempuan itu berharap bisa menjual laptop kepada intelijen Rusia.

Pembela Williams, Lori Ulrich, mengatakan kepada Carlson bahwa pemberi petunjuk itu adalah mantan pacar yang telah melecehkan Williams dan bahwa “tuduhannya itu dilebih-lebihkan.”

Video dari kerusuhan menunjukkan seorang perempuan yang cocok dengan ciri-ciri Williams yang mendorong para perusuh untuk pergi “ke atas, ke atas, ke atas” dalam serangan itu, yang selama beberapa jam telah mengganggu proses sertifikasi kemenangan pemilihan Presiden Joe Biden.

Penegak hukum AS sedang menyelidiki apakah seorang perempuan mengambil komputer laptop atau hard drive dari kantor Ketua DPR AS Nancy Pelosi saat pengepungan pada 6 Januari di Capitol.

Baca Juga:BLK Makassar Buka Dapur Umum untuk Bantu Pengungsi di Sulbar

Mereka juga melakukan investigasi kemungkinan perempuan tersebut mencoba menjual perangkat tersebut ke intelijen Rusia.

Seorang agen FBI, sebagaimana dilansir dari Reuters, Selasa (19/1), mengungkapkan detilnya dalam pernyataan tertulis yang dirilis pada Minggu (17/1) malam yang menguraikan kasus pidana terhadap Riley June Williams.

Ia adalah seorang perempuan asal Pennsylvania yang dituduh mengarahkan orang-orang ke kantor Pelosi.

Penjabat Pengacara AS Michael Sherwin mengatakan setelah serangan itu bahwa beberapa pencurian mungkin berpotensi membahayakan "ekuitas keamanan nasional."

Menurut pernyataan tertulis yang diajukan ke Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Columbia, FBI menerima informasi dari seseorang yang menyatakan bahwa mereka adalah mantan pasangan Williams.

Keterangan rahasia mengatakan Williams "bermaksud untuk mengirim perangkat komputer ke seorang teman di Rusia, yang kemudian berencana untuk menjual perangkat tersebut ke SVR, dinas intelijen luar negeri Rusia," kata pernyataan tertulis itu.

Menurut keterangan rahasia, "transfer perangkat komputer ke Rusia gagal karena alasan yang tidak diketahui dan Williams masih memiliki perangkat komputer atau menghancurkannya," kata pernyataan tertulis itu. Investigasi tetap terbuka.

Williams tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Menurut FBI, tampaknya Williams telah melarikan diri dari sebuah alamat di dekat Harrisburg, Pennsylvania, menonaktifkan nomor teleponnya, dan menghapus akun media sosial.

Juru bicara Pelosi, Drew Hammill, tidak segera memberikan komentar.

Dua hari setelah pengepungan Gedung Capitol, Hamill mengatakan laptop yang digunakan untuk presentasi dicuri dari ruang konferensi di kantor Pelosi. Tidak jelas apakah perangkat itu adalah yang dituduh diambil oleh Williams. (VOA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini