Washington DC Siaga Satu, Puluhan Ribu Pengawal Unjuk Kekuatan Militer

Garda Nasional AS memecat 12 anggotanya karena terindikasi tidak menerima pelantikan Joe Biden

Muhammad Yunus
Rabu, 20 Januari 2021 | 13:08 WIB
Washington DC Siaga Satu, Puluhan Ribu Pengawal Unjuk Kekuatan Militer
Keamanan diperketat jelang pelantikan Joe Biden. (VOA Indonesia)

SuaraSulsel.id - Jelang pelantikan Presiden terpilih Joe Biden dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris. Suasana di Washington DC berbeda dari biasanya.

Pemerintah memberlakukan siaga satu untuk menjaga keamanan pelantikam Joe Biden. Tidak mau kecolongan, Garda Nasional AS memecat 12 anggotanya.

Garda Nasional AS, Dinas Militer paruh waktu bertugas menjaga keamanan untuk pelantikan Presiden terpilih Joe Biden.

Pejabat militer AS mengatakan, tekad pihak berwenang mengamankan upacara empat tahunan di tengah kekhawatiran terjadinya kekerasan.

Baca Juga:Jelang Pelantikan Joe Biden, Sang Istri Jill Biden Tampil Mempesona

Seperti penyerbuan di Gedung Kongres AS 6 Januari lalu oleh pendukung Presiden Donald Trump yang akan menyelesaikan masa jabatannya.

Mengutip dari VOA, Kepala juru bicara Pentagon, Jonathan Hoffman, mengatakan kepada wartawan, 10 dari 12 pengawal telah disingkirkan karena "perilaku yang dipertanyakan".

Namun tidak terkait dengan ekstremisme yang diungkap oleh FBI dalam pemeriksaannya terhadap semua 25 ribu pengawal yang dikerahkan di daerah Washington, DC untuk mengamankan acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada Rabu (20/1).

Dua orang lainnya dibebaskan dari tugas setelah berkomentar "tidak pantas", kata Hoffman, tanpa merinci perilaku mereka.

Kantor berita Associated Press, mengutip dua pejabat yang tidak disebut namanya melaporkan, kedua pengawal itu dikeluarkan setelah diketahui mempunyai hubungan dengan kelompok-kelompok milisi.

Baca Juga:UE Minta Joe Biden Ambil Kepemimpinan Global Lawan Covid-19

Perkembangan itu terjadi ketika puluhan ribu pengawal dan agen federal tetap waspada di Washington dalam unjuk kekuatan pasukan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Unjuk kekuatan itu mengubah ibu kota AS menjadi benteng militer yang sesungguhnya.

Jelang pelantikan Joe Biden sebagai presiden terpilih Amerika Serikat (AS) harga minyak dunia terpantau menguat.

Mengutip CNBC, Rabu (20/1/2021) minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Maret, patokan internasional, ditutup melambung 1,15 dolar AS atau 2,1 persen menjadi 55,90 dolar AS per barel.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melonjak 62 sen, atau 1,2 persen menjadi 52,98 dolar AS per barel.

Indeks utama Wall Street menghijau setelah laporan keuangan yang optimistis dari raksasa perbankan Amerika dan komentar calon Menteri Keuangan AS Janet Yellen menjelang pelantikan Joe Biden pada Rabu ini.

Yellen mendesak anggota parlemen untuk mengambil langkah signifikan terkait paket bantuan virus corona berikutnya, menambahkan bahwa manfaatnya lebih besar ketimbang biaya beban utang yang lebih tinggi.

Investor juga optimistis dengan permintaan di China, importir minyak mentah terbesar dunia, setelah data menunjukkan produksi pengilangan melesat 3 persen ke rekor tertinggi pada 2020.

Dan Sekjen OPEC mengatakan dia sangat optimistis pasar minyak akan pulih tahun ini dari penurunan permintaan yang disebabkan pandemi virus corona.

Harga minyak mentah menguat meski Badan Energi Internasional (IEA) memangkas prospek permintaan minyak pada 2021 tetapi menunjukkan pemulihan pada semester kedua tahun ini menjadi rata-rata tahunan 96,6 juta barel per hari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini