SuaraSulsel.id - Gangguan bicara memiliki berbagai macam jenis, salah satunya adalah gagap. Apa saja penyebab dan tanda-tandanya?
Biasanya orang yang gagap dapat mengulang atau memperpancang sebuah kata, suku kata, atau bunyi huruf vokal.
Gangguan bicara ini biasanya terjadi pada anak-anak. Hal ini karena mereka tidak mampu untuk mengucapkan kata yang ingin disampaikannya.
Dalam beberapa kasus, gagap bisa berlanjut hingga dewasa sehingga mempengaruhi interaksinya dengan orang lain.
Baca Juga:Gangguan Perasa dan Penciuman Covid-19 Bisa Bertahan, Ini Cara Pemulihannya
Dilansir Healthline, gagap terbagi menjadi tiga jenis, antara lain:
1. Developmental
Gagap jenis ini paling umum terjadi pada anak-anak di bawah lima tahun, terutama laki-laki.
Biasanya gagap ini terjadi saat mereka sedang melatih kemampuan berbicara. Jenis ini biasanya sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.
2. Neurogenik
Baca Juga:Mesti Cek, Ini 9 Tanda Seseorang Alami Gangguan Kesehatan Mental
Gagap jenis ini terjadi karena kelainan sinyal antara otak dan saraf atau otot menyebabkan jenis ini. Hal itu menyebabkan otak tidak bisa memproses kata yang akan diucapkan sehingga terjadi gagap saat berbicara.
3. Psikogenik
Gagap jenis ini berasal dari bagian otak yang mengatur pemikiran dan penalaran. Gagap jenis ini biasanya terjadi karena masalah psikologi yang dialami orang tersebut sehingga membuat dirinya kesulitan dalam berbicara.
Gagap bisa terjadi pada siapa saja. Hal ini tergantung penyebabnya. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan seseorang menjadi gagap. Beberapa hal tersebut di antaranya:
- Riwayat keluarga gagap
- Dinamika keluarga
- Neurofisiologi, gangguan pada sistem saraf
- Perkembangan selama masa kanak-kanak
- Cedera otak akibat stroke dapat menyebabkan kegagapan neurogenik
- Trauma emosional yang parah dapat menyebabkan gagap psikogenik.
- Pengalaman buruk yang menyebabkan trauma dan tekanan sehingga mengalami kesulitan untuk berbicara.
Gagap jarang membutuhkan obat-obatan. Biasanya obat diberikan jika gagap tersebut memberikan efek yang menyebabkan penyakit lainnya.
Gagap sendiri biasanya dapat diatasi dengan beberapa hal salah satunya terapi bicara.
Terapi bicara dapat mengurangi gangguan dalam berbicara dan meningkatkan harga diri anak. Terapi akan mendorong pengenalian dan pola bicara serta memantau kecepatan bicara, dukungan napas, dan ketegangan laring.
Selain itu, gagap dapat dibantung dengan perangkat elektronik. Hal ini dapat dilakukan dengan merekam suara dan mendengarkannya. Hal ini akan melatih kemampuan mereka agar berkembang menjadi lebih baik.
Terapi lain yang bisa dilakukan untuk membantu mengurangi gagap, seperti akupuntur, stimulasi otak elektrik, dan melatih teknik pernapasan telah.
Di samping itu, lingkungan sekitar juga harus mendukung agar seseorang yang gagap memiliki motivasi sehingga semangat untuk mengatasi permasalahannya. (Fajar Ramadhan)