SuaraSulsel.id - Sejumlah daerah di Indonesia mulai melakukan vaksinasi Covid-19 secara perdana. Sejumlah kepala daerah dan tenaga kesehatan menjadi orang pertama yang masuk dalam daftar yang akan disuntik vaksin covid-19.
Beberapa daerah melakukan siaran langsung untuk menunjukkan kepada masyarakat. Bahwa suntik vaksin aman.
Berbeda halnya di Provinsi Banten. Proses vaksinasi terhadap kepala daerah malah berlangsung tertutup.
Proses penyuntikan vaksin Covid-19 kepada delapan kepala daerah di Provinsi Banten berlangsung di Pendopo Bupati Tangerang, Kamis (14/1/2021) berujung ricuh.
Baca Juga:Efek Samping Vaksin Covid-19, Wakil Gubernur Sulsel : Pegal di Lengan
Dari pantauan Suara.com kericuhan terjadi setelah Ketua DPRD Provinsi Banten Andra Soni mengaku sudah disuntik vaksin corona. Usai disuntik, Andara Soni menemui awak media untuk memberi pernyataan.
"Saya baru selesai disuntik," kata Andra di depan awak media.
Pernyataan tersebut sontak mendapat respons dari wartawan yang tidak percaya dengan pengakuan Andra.
"Enggak ada buktinya, kita enggak lihat, ulang lagi," timpal para wartawan diiringi sorakan.
Andra Soni melanjutkan pernyataannya, dengan bertanya kepada awak media.
Baca Juga:Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah Tidak Memenuhi Syarat Disuntik Vaksin Covid
"Coba cek protokol kesehatannya saya boleh disuntik ulang tidak," ujarnya.
Setelah itu, awak media meminta proses penyuntikan vaksin selanjutnya dilakukan di luar ruangan.
"Pak Kita pengen nanti selanjutnya (di luar ruangan), kita gimana mau ngasih tau ke masyarakat, wali kota, bupati dan pejabat lainnya divaksin," ujar para awak media.
Pernyataan para wartawan langsung ditimpali oleh Gubernur Banten Wahidin Halim.
"Kalau enggak percaya ya udah sampein sana, ini (vaksin) Sinovac-nya udah ada tuh.
Kalau gak percaya ya sudah," ujar Wahidin sembari menunjuk cairan vaksin yang dipegang petugas kesehatan.
"Gimana kamu (wartawan) gak percaya itu," ucapnya sambil berjalan meninggalkan awak media.
"Tau gimana sih kalian," timpal Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten.
Setelah sempat ricuh, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menemui awak media untuk mencari solusi atas hal tersebut.
"Bisa diperbolehkan masuk perwakilan lima orang," katanya.
Setelah itu, perwakilan awak media diperbolehkan masuk. Namun jumlahnya tidak seperti yang dikatakan Zaki. Perwakilan awak media yang boleh masuk hanya tiga orang saja.