SuaraSulsel.id - Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Papua, Jeri Yudianto mengatakan pemerintah melalui Yayasan Bhakti sedang melakukan pemeriksaan awal. Terkait terbakarnya Base Transceiver Station atau BTS Telkomsel di Kabupaten Puncak, Papua.
“Pemeriksaan awal dilakukan dengan menggunakan drone, karena belum berani untuk turun lapangan langsung. Sedangkan untuk detail perbaikannya akan disampaikan oleh Kementerian Kominfo yang memiliki pekerjaan tersebut,” kata Jeri, kepada Kabarpapua.co -- jaringan suara.com Senin 11 Januari 2021.
Jeri memastikan dengan terbakarnya Network Operation Center (NOC) dan tower pembantu (repeater) di Kabupaten Puncak, dipastikan layanan internet terganggu.
“Sebelumnya Kabupaten Puncak sudah dapat menikmati layanan 4G, namun dengan terbakarnya BTS, maka layanan kembali hanya dapat berkomunikasi menggunakan layanan telepon biasa,” ujarnya.
Baca Juga:Hadija Ditangkap Saat Menjual Kosmetik Ilegal di Makassar
Nantinya, pemerintah akan melihat situasi terkini di wilayah tersebut, kemudian akan menentukan langkah apa yang diambil. Sedangkan untuk detail yang terbakar yakni satu NOC dan dua repeater di Ilaga yakni B4 serta B5.
Kembali ke 2G
General Manager Network Operation & Quality Management Telkomsel Maluku & Papua, Adi Wibowo menyebutkan seluruh tower beserta infrastruktur yang terbakar menjadi milik Palapa Timur dan bukan milik Telkomsel.
Kata Adi, pembakaran terjadi pada Senin, 4 Januari 2021 sekitar pukul 14.53 WIT.
“Akibatnya layanan 4G Telkomsel di wilayah Ilaga Kabupaten Puncak mengalami gangguan dan hanya dapat dinikmati layanan 2G. Layanan tersebut menggunakan transmisi IDR/satelit,” jelasnya
Baca Juga:Selamatkan Usaha Martabak, Jam Malam di Makassar Diundur Sampai Jam 22.00
Telkomsel menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanannya yang terjadi kepada pelanggannya di wilayah Ilaga, Kabupaten Puncak.