Ini Alasan Pemkot Makassar Hentikan Tes Swab, Saat Covid-19 Mengganas

Kasus Covid-19 di Makassar terus meningkat

Muhammad Yunus
Rabu, 30 Desember 2020 | 16:13 WIB
Ini Alasan Pemkot Makassar Hentikan Tes Swab, Saat Covid-19 Mengganas
Petugas KPPS di Kota Makassar menjalani tes swab sebelum bertugas di tanggal 9 Desember 2020 / [Foto: KPU Makassar]

SuaraSulsel.id - Pemerintah Kota Makassar mendadak meniadakan pemeriksaan tes usap atau tes swab. Padahal kasus Covid-19 di Makassar meningkat.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Agus Djaya Said mengatakan pemeriksaan tes usap tersebut milik beberapa pihak terkait.

“Kami juga bingung ini. Masih banyak daftar warga yang mau di-swab di Puskesmas,” kata dia.

Menurutnya, layanan pemeriksaan tes usap tersebut merupakan kewenangan dari pemerintah pusat. Selain itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel dan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

Baca Juga:Pemkot Makassar Setop Tes Swab Saat Kasus Covid-19 Meningkat

“Infonya bukan ditutup. Tapi ada yang mau diuji. Sehingga lab (laboratorium) ditutup sementara,” pungkasnya.

Kebijakan ini membuat penanganan Covid-19 semakin tidak terkontrol. Harusnya pemeriksaan semakin diperbanyak, bukan dihentikan.

Mengutip dari terkini.id -- jaringan suara.com, Pakar Epidemiologi Universitas Hasanuddin, Ansariady mengatakan, sampai saat ini status Makassar berdasarkan website Satgas Nasional Covid-19 masih zona orange. Hanya saja kenaikan kasus Covid-19 terus bertambah.

Bila angka kasus semakin tidak terkendali, Ansariady mengatakan, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi alternatif terakhir.

Selain itu, Ia pun meminta pemerintah kota mengantisipasi peningkatan pada awal tahun.

Baca Juga:Pakar Epidemiologi Ini Dukung Kebijakan Jam Malam di Kota Makassar

“Potensi penualaran tetap pada tahun baru ada terutama jika terjadi pengumpulan orang di dalam ruangan tanpa menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin,” kata Ansaridy, Rabu, 30 Desember 2020.

Salah satu penyebab peningkatan kasus selama ini adalah libur panjang, “Ini yang mengakibatkan angka naik terus,” ungkapnya.

Upaya tracing dan tes usap massal dari pemerintah harus masif dan berkesinambungan. Jumlah yang dites, mesti dua hingga tiga kali lipat dari standar minimal tiap harinya.

Pasalnya, kasus Covid-19 yang terdeteksi dua pekan lalu sebanyak 1273 kasus. Sementara seminggu lalu, naik menjadi 2.022.

“Bila ada 100 yang diperiksa, yang positif 13 sampai 20 orang,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini