Warga Sulsel Peringati Hari Korban 40 Ribu Jiwa, Pembantaian Westerling

Masa kelam bagi warga Sulsel di zaman pemerintahan Westerling

Muhammad Yunus
Jum'at, 11 Desember 2020 | 14:03 WIB
Warga Sulsel Peringati Hari Korban 40 Ribu Jiwa, Pembantaian Westerling
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memperingati hari korban 40.000 jiwa, Jumat (11/12/2020) / [Foto: Humas Pemprov Sulsel]

Mereka dibunuh secara keji. Para pria dan pemuda diminta mengakui keterlibatan mereka dalam perlawanan terhadap Belanda. Di depan keluarga, mereka disiksa sebelum akhirnya ditembaki. Rumah-rumah dibakar dan diledakkan dengan granat.

Dalam 3 bulan saja, perang itu menelan korban 40.000 jiwa. Mereka terdiri dari kalangan militer dan masyarakat. Namun, data ini masih jadi perdebatan.

Angka 40 Ribu Jiwa Masih Simpang Siur

Sejarahwan Sulsel, Akin Duli juga bilang angkanya tak sebanyak itu. Penggunaan kata 40.000 hanya karena banyaknya korban yang tak terhitung jumlahnya. Penggunaan angka ini digaungkan tokoh Sulsel, Kahar Muzakkar.

Baca Juga:Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik JK Ditangani Setelah Pilkada

"Saat itu Kahar Mudzakkar yang pertama kali menggunakan kata itu untuk menarik perhatian dunia internasional, bahwa kasus pelanggaran HAM terbesar pernah terjadi di Sulsel," ungkap akademisi Unhas itu, Jumat (11/12/2020).

Namun peristiwa ini, kata Akin, jadi peristiwa pembantaian terbesar di Sulsel yang menjadi momentum duka mendalam bagi warga Sulsel. Westerling begitu keji kala itu. Penduduk sipil yang jadi korban.

"Tidak hanya militer, tapi kebanyakan sipil. Semua penduduk dikumpulkan lalu dan dipaksa mengaku. Ditembak di tempat, di depan keluarganya. Tahanan juga jadi korban," tuturnya.

Untuk mengenang peristiwa tersebut, dibuatlah monumen 40.000 jiwa dan nama jalan 40.000 jiwa. Karena sebagian para korban dikuburkan secara massal di lokasi ini.

Setiap tanggal 11 Desember, pemerintah setempat melakukan upacara penghormatan. Tahun ini diperingati ke 74 tahun.

Baca Juga:Polisi Tunda Penyelidikan Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Jusuf Kalla

Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman bertindak sebagai inspektur upacara, pagi tadi. Ia mengenang, kejinya kejahatan Belanda kala itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini