Sebelum Dipancung, Ilmuwan Indonesia Disiksa 10 Bulan

Korban mendapat banyak penyiksaan oleh tentara Jepang

Muhammad Yunus
Sabtu, 21 November 2020 | 19:52 WIB
Sebelum Dipancung, Ilmuwan Indonesia Disiksa 10 Bulan
Ilustrasi ilmuwan. [Luvqs/Pixabay]

Kevin berbicara tentang hubungan etis, antara kebenaran ilmiah dan perlakuan terhadap sains dalam konteks situasi yang berbeda.

Sementara itu, Prof. Irawan Yusuf, Guru Besar Fakultas Kedokteran Unhas, membedah peristiwa yang dialami Achmad Mochtar dalam perspektif interseksi antara sains, politik, dan bisnis.

“Sains bisa tumbuh dan berkembang karena ambisi. Baik ambisi personal maupun ambisi negara. Hal itu terjadi karena sains sudah dicampur diadukkan dengan politik. Dalam perkembangan dewasa ini, sains, politik, dan bisnis menjadikan sesuatu menjadi kompleks,” kata Irawan.

Narasumber lainnya adalah Uswatul Chabibah, mengulas proses terjemahan dan proses edit yang dilakukan terhadap buku yang aslinya berjudul “War Crimes in Japan Occupied Indonesia” yang diterbitkan pada tahun 2015.

Baca Juga:Detik-detik Legenda Timnas Ricky Yacobi Meninggal Dunia Usai Cetak Gol

Terjemahan ke dalam bahasa Indonesia terbit tahun 2020, oleh Penerbit Komunitas Bambu pada bulan September.

Dekan Sekolah Pascasarjana Unhas, Prof Jamaluddin Jompa, mengatakan diskusi buku ini merupakan hal yang penting. Untuk selalu memposisikan ilmu pengetahuan pada tempat yang strategis dalam pengambilan kebijakan.

“Saintific based policy atau kebijakan berbasis sains seharusnya menjadi agenda strategis yang diambil setiap pemimpin dan pengambil kebijakan,” kata Jompa.

Diskusi dipandu oleh Sudirman Natsir. Menghadirkan 100 peserta, berakhir pada pukul 18.00 Wita.

Baca Juga:Detik-detik Legenda Timnas Ricky Yacobi Tak Sadarkan Diri di Lapangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini