Prancis Kembali Lockdown Tahap Dua dan Warga Miskin Makan Tikus serta Ular

Prancis kembali memberlakukan karantina wilayah atau lockdown. Mengantisipasi risiko gelombang kedua Covid-19 yang lebih parah.

Muhammad Yunus
Minggu, 01 November 2020 | 06:25 WIB
Prancis Kembali Lockdown Tahap Dua dan Warga Miskin Makan Tikus serta Ular
Prancis kembali memberlakukan karantina wilayah atau lockdown. Mengantisipasi risiko gelombang kedua Covid-19 yang lebih parah / Foto : VOA

SuaraSulsel.id - Prancis kembali memberlakukan karantina wilayah atau lockdown. Mengantisipasi risiko gelombang kedua Covid-19 yang lebih parah.

Pemilik bisnis restoran pun resah. Karena harus menutup lagi usaha. Padahal mereka telah menerapkan protokol kesehatan yang lebih ketat dibanding tempat umum lainnya.

"Kami belum tahu harus bagaimana. Sungguh menakutkan," kata Amy Bello, Manajer Restoran African Lounge kepada VOA.

Restoran khas Afrika ini sudah beroperasi selama 13 tahun. Baru kali ini menghadapi masalah finansial. Akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga:Juri di SATU Indonesia Awards 2020, Dian Sastro Sebut Kandidat Naik Motor

Menurut Amy, yang lebih mengkhawatirkan adalah situasi di luar restoran. Seperti kereta bawah tanah, bis, dan supermarket.

"Kalau pemilik restoran sangat menghormati aturan kesehatan," kata Amy.

Sejak pandemi Covid-19, banyak sekali usaha restoran di Prancis gulung tikar. Jika pemerintah kembali memberlakukan pembatasan wilayah, mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Aymeric Njomatchoua, Pemilik La Paillote Royale mengaku terus berusaha mengkampanyekan higienitas,kebersihan dan menghormati standar serta aturan kesehatan.

"Ini upaya keras tapi harus dilakukan," kata Aymeric.

Baca Juga:MUI Tangsel Seru Boikot Produk Prancis: Sudah Sepantasnya Mendapat Hukuman

Dia membuka usaha restorannya bulan Februari 2020. Satu bulan sebelum pandemi diumumkan melanda Prancis.

Aymeric mengaku sampai sekarang belum mampu membayar gaji, bahkan untuk dirinya sendiri. Dari penghasilan restoran.

Meski begitu, Aymeric berusaha tetap optimistis. Sembari menunggu kabar baik pandemi mereda dan berakhir. Agar usaha restoran kembali bangkit.

Banyak usaha restoran yang tersisa di Prancis mencoba bertahan. Mereka tidak bisa berbuat banyak, tapi mengaku harus terus optimis menjalani hidup.

Warga Miskin Myanmar Terpaksa Konsumsi Tikus dan Ular

Pandemi Covid-19 membuat warga miskin Myanmar harus bertahan hidup dengan memakan tikus dan ular.

Hal ini terpaksa dilakukan setelah pemerintah melakukan pembatasan wilayah.

Dikutip dari Asiaone, sejak gelombang pertama virus corona melanda Myanmar pada Maret, salah satu warga bernama Ma Suu, berusia 36 tahun, terpaksa menutup kios saladnya dan menggadaikan perhiasan dan emasnya. Untuk membeli makanan.

Selama gelombang kedua, ketika pemerintah mengeluarkan imbauan warga harus tinggal di rumah pada bulan September untuk Yangon, Ma Suu menutup kiosnya lagi. Kemudian menjual pakaian, piring, dan panci miliknya.

Karena tidak ada yang tersisa untuk dijual, suaminya, seorang pekerja konstruksi yang tidak bekerja, terpaksa berburu makanan di saluran air terbuka di daerah kumuh. Tempat mereka tinggal di pinggiran kota terbesar Myanmar.

“Orang-orang memakan tikus dan ular,” kata Ma Suu sambil menangis.

“Tanpa penghasilan, mereka perlu makan seperti itu untuk memberi makan anak-anak mereka,” kata Ma Suu.

Ma Suu tinggal di Hlaing Thar Yar, salah satu lingkungan termiskin di Yangon. Dimana penduduk menggunakan senter masuk ke semak-semak di belakang rumah mereka. Mencari binatang malam untuk dimakan. menahan rasa lapar mereka.

Sementara tikus, reptil, dan serangga sering dimakan oleh keluarga di daerah pedesaan. Orang di beberapa daerah perkotaan juga mulai mengurangi konsumsi nutrisi.

Dengan lebih dari 40.000 kasus dan 1.000 kematian, Myanmar menghadapi salah satu wabah virus corona terparah di Asia Tenggara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini