"Responnya itu antara sedih dan gembira. Langsung dia peluk saya, sampai-sampai dia nangis. Dia bilang sama saya, seandainya tidak saya dapat ini uang Pak, saya yang ganti dan mungkin saya sudah tidak kerja di tempatku," kata Irwan sambil mengingat kembali ucapan Rendi.
Said kemudian berusaha ingin memberikan imbalan, namun Irwan menolak. Meski gajinya sebagai juru parkir tak seberapa, namun prinsip yang dipegang Irwan dalam menolong sesama harus penuh keikhlasan.
"Itu hari dia mau kasih saya, tapi saya bilang ikhlas, tidak ada niat saya mau dapat imbalan. Makanya terharu sekali itu bosnya sama anak-anak tukang parkir di sini. Dia bilang terima kasih banyak pak, masih ada orang seperti kita," jelasnya.
Kejujuran Irwan, telah membuatnya sadar Said. Bahwa anggapan negatifnya selama ini terhadap juru parkir tidak benar.
Baca Juga:Waspada! Angka Penularan Covid-19 di Kota Makassar Masih Sangat Tinggi
"Saya terharu, setelah yang tadinya anggapan saya negatif tukang parkir bisa ini. Berarti saya berdosa selama ini," kata dia.
Muhammad Said merupakan warga asli Pinrang. Ia datang ke Kota Makassar untuk membeli barang, kemudian dijual lagi di daerah.
Dengan kejadian itu, Said kemudian berkomunikasi dengan PD Parkir. Ia ingin sikap jujur dan ikhlas Irwan dapat dijadikan motivasi oleh masyarakat banyak.
Juru parkir bernama Irwan Torre (37) diangkat menjadi pegawai PD Parkir Kota Makassar karena telah jujur mengembalikan uang Rp 24 juta yang ditemukan tercecer di tempatnya bekerja.
Warga di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Makassar, Sulawesi Selatan ini berbagi cerita mengenai kisahnya tersebut.
Baca Juga:Nggak Ada Akhlak, Parkir Mobil yang Tak Manusiawi, Warga Geram Melihatnya
Irwan mengaku, bekerja sebagai tukang parkir karena tidak memiliki ijazah untuk melamar pekerjaan. Terakhir, Irwan hanya duduk di bangku kelas IV Sekolah Dasar (SD).
Keinginannya untuk mengapai sebuah cita-cita kandas di tengah jalan, karena orang tuanya tidak mampu membiayai agar tetap bersekolah.
Ayah Irwan hanya bekerja sebagai cleaning service. Sementara ibunya bekerja sebagai tukang cuci di rumah-rumah warga.