Waspada! Angka Penularan Covid-19 di Kota Makassar Masih Sangat Tinggi

Jumlah kasus aktif di Indonesia harus diwaspadai. Karena jumlahnya terus mengalami peningkatan.

Muhammad Yunus
Kamis, 17 September 2020 | 20:23 WIB
Waspada! Angka Penularan Covid-19 di Kota Makassar Masih Sangat Tinggi
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito / Foto : Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden

SuaraSulsel.id - Jumlah kasus aktif di Indonesia harus diwaspadai. Karena jumlahnya terus mengalami peningkatan.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut, jumlah kasus aktif per 17 September 2020 sebanyak 56.720 kasus atau 24,4% dibandingkan rata-rata dunia, di angka 24,26%.

Untuk kasus aktif ini, terus meningkat sejak Maret - September. Namun melihat grafik rata-ratanya, pada Maret di angka 91,26% dan Agustus menjadi 28,26%.

Dari 514 kabupaten/kota propinsi terbanyak adalah kabupaten/kota dengan 1-50 kasus aktif.
Ada 292 kabupaten/kota atau 56,8% dari total keseluruhan kabupaten/kota yang ada di Indonesia.

Baca Juga:Sepekan PSBB Berjalan, Kasus Positif Covid-19 Kota Serang Naik 15 Persen

"Ini adalah kabar baik, namun yang perlu menjadi perhatian kita semuanya, masih ada 11 kabupaten/kota lebih dengan kasus aktif lebih dari 1000 kasus," ungkap Wiku saat jumpa pers di Kantor Presiden, Kamis (17/9/2020).

Berdasarkan data analisa mingguan per 13 September, sebelas daerah yang masih tinggi penularan ialah Kota Semarang (2.591), Kota Medan (1.475), Kota Bekasi (1.407), Kota Makassar (1.396), Jakarta Utara (1.124), Jakarta Pusat (1.109), Jakarta Barat (1.090), Kabupaten Bekasi (1.080), Jakarta Timur (1.071), Kota Surabaya (1.070) dan Kota Pekanbaru (1.023).

Dari segi demografi kabupaten/kota ini memang padat dan merupakan kota besar, kasus ini menyumbang 26% dari total kasus aktif di Indonesia saat ini.

"Apabila kita perhatikan pada 11 kabupaten/kota ini dan proses penyembuhan harus maksimal, maka jumlah kasus aktif akan turun," Wiku menegaskan.

Pada 11 kabupaten/kota itu diminta menjaga penerapan protokol kesehatan di seluruh sektor sosial ekonomi yang sudah berjalan.

Baca Juga:Lagi, Seorang Staf Donald Trump Positif Covid-19: Dia Tidak di Dekat Saya

Sementara untuk jumlah kasus positif di Indonesia didominasi usia produktif pada rentang usia 19 - 45 tahun atau sebesar 55%.

Per hari ini penambahan kasus positif sebanyak 3.635. Jumlah kasus aktif sebesar 56.720.

Lalu untuk jumlah kasus sembuh ada 166.686 kasus atau 71,7%. Jika melihat rata-rata dunia berada di angka 72,6%. Hari ini ada tambahan kesembuhan sebanyak 2.585 kasus.

Angka kesembuhan harian tertinggi berada di DKI Jakarta dengan tambahan 952 kasus dan kumulatifnya mencapai 45.123 kasus.

Diikuti Jawa Barat dengan tambahan 331 kasus dan kumulatifnya mencapai 8.650 kasus.

Ketiga harian terbanyak berada di Jawa Timur dengan tambahan 281 kasus dan kumulatifnya mencapai 31.866 kasus.

Selain itu kasus meninggal pada minggu ini rata-rata 105 kasus atau meningkat sebesar 25% dibandingkan minggu lalu.

Secara persentasenya, rata-ratanya juga meningkat. Dari 3% menjadi 7% pada minggu ini. Per hari ini saja ada tambahan 122 kasus dan totalnya mencapai 9.222 kasus.

Sejak bulan September, angka kematian ini perlu menjadi perhatian. Jika dilihat dari kelompok usia, ternyata 80% berasal dari kelompok usia diatas 45 tahun.

"Kelompok usia ini harus benar-benar menjaga kesehatannya dan tidak berkegiatan di luar rumah dan menjaga pola hidup bersih dan sehat," himbaunya.

Jumlah kematian mingguan tertinggi berada di Jawa Timur yaitu 218 kematian. Namun peningkatan tertinggi ada di Sumatera Barat.

Ada 4 besar kota yang menjadi sorotan yakni Kota Surabaya, Kota Semarang, Jakarta Pusat dan Kota Makassar karena memiliki laju kematian tertinggi per 100 ribu penduduk.

Jika melihat laju kematian, maka Bali, DKI Jakarta, dan Kalimantan Timur dalam seminggu terakhir. Karenanya pada usia rawan dihimbau tidak menggunakan kendaraan umum untuk mencegah penularan.

"Hal itu juga berlaku pada kelompok usia produktif rentang 19 - 45 tahun. Kelompok usia produktif ini dengan mobilitas tinggi dan frekuensi sosial juga tinggi dan berpotensi menjadi carrier dan tidak menularkan pada usia rentan," pintanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini