- Listrik bersih dari PLN bukan hanya soal hemat biaya
- Setiap bulan warga bisa menghemat hingga Rp2,7 juta
- Jumlah wisatawan pun meningkat dari sekitar 800 menjadi 1.000 orang per bulan
SuaraSulsel.id - Siang itu, Jumat, 24 Oktober 2025, matahari menyengat lembut di atas Pulau Samalona. Di antara deretan rumah yang menghadap laut, tawa warga terdengar bersahutan.
Anak-anak berlarian di pasir putih. Beberapa ibu sibuk menjemur pakaian dan menyalakan kipas angin di teras rumah.
Hari itu bukan hari biasa. Sebab sejak kedatangan listrik PLN, pulau ini kini terasa lebih hidup dari sebelumnya.
"Dulu kalau siang panas sekali, kipas ndak bisa nyala karena genset hanya dipakai malam. Sekarang anak-anak bisa mengaji dan belajar dengan tenang," ujar Kamaruddin, warga pulau Samalona.
Pulau kecil yang hanya berjarak tujuh kilometer dari pesisir Kota Makassar itu kini menikmati listrik 24 jam penuh berkat inovasi SuperSUN dari PT PLN (Persero).
Sebelumnya, masyarakat Samalona harus menggantungkan hidup pada genset. Bising, mahal, dan hanya menyala beberapa jam setiap malam.
Kini, suara mesin yang dulu jadi teman malam berganti dengan dengung tenang panel surya di atap rumah.
Kamaruddin menghitung, setiap bulan ia bisa menghemat hingga Rp2,7 juta sejak beralih ke listrik PLN. Sebelumnya, untuk menyalakan genset ia menghabiskan sekitar 180 liter bensin per bulan, hanya untuk penerangan malam hari.
"Sekarang cuma keluar sekitar Rp300 ribu sebulan. Sisanya bisa saya pakai buat perbaiki homestay," ujarnya.
Baca Juga: Energi Bersih Nyalakan Mimpi Ratusan Anak di Pulau Satangnga
Bagi Kamaruddin, listrik bersih dari PLN bukan hanya soal hemat biaya, tapi juga soal ketenangan.
"Dulu tamu sering komplen karena listrik sering mati. Sekarang mereka senang berlama-lama disini," ucapnya.
Teknologi SuperSUN yang dihadirkan PLN menggabungkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) mikro dengan sistem penyimpanan energi berbasis baterai (Battery Energy Storage System/BESS).
Artinya, listrik di pulau ini tak akan padam walau malam datang, tak lagi bergantung pada BBM yang harus dibeli mahal dari daratan.
Hal yang sama dirasakan Nurbiah, warga yang sehari-hari mengelola warung di tepi pantai. Baginya, perubahan ini lebih dari sekadar soal biaya.
"Kalau genset menyala suaranya bising sekali. Sekarang kami bisa istirahat tenang. Alhamdulillah PLN sudah bantu kami," katanya dengan senyum manis.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Hutan Lindung Tombolopao Gowa Gundul Diduga Akibat Ilegal Logging
-
61 Ribu Bibit 'Emas Hijau' Ditebar di Sulsel
-
Kisah Kelam 11 Desember: Westerling Sang Algojo Muda yang Menewaskan 40.000 Jiwa di Sulawesi Selatan
-
BRI Dorong Akses Keuangan di Daerah Terpencil melalui Teras Kapal
-
Intip Konsep Unik Klinik Gigi Medikids Makassar, Bikin Anak Betah