- Masyarakat Sulsel menjadi salah satu penyumbang terbesar penerbitan paspor di Indonesia
- 29.495 paspor diterbitkan untuk umrah dan 27.724 untuk tujuan wisata
- Tingginya animo warga Sulsel untuk bepergian ke luar negeri menjadi fenomena tersendiri
Selain untuk wisata dan ibadah, ada pula penerbitan paspor untuk keperluan haji (2.443), bekerja (1.790), belajar (1.774), pekerja migran (423), dan berobat (193).
Namun, tidak semua permohonan paspor bisa disetujui. Kantor Imigrasi Makassar mencatat, 619 permohonan paspor sepanjang 2025 harus ditolak karena terindikasi akan digunakan untuk pekerja migran non-prosedural.
Pihak imigrasi, kata Abdi tetap memberikan kesempatan bagi pemohon untuk memperbaiki dokumen dan melengkapi syarat dalam waktu satu bulan.
"Penolakan itu bukan hukuman, tapi bentuk edukasi agar masyarakat lebih sadar terhadap risiko maraknya tindak pidana perdagangan orang dan penyelundupan manusia. Seperti isu Kamboja itu, untungnya warga Sulsel belum (ada kesana)," jelas Abdi.
Selain penerbitan paspor, aktivitas keluar masuk wilayah juga menunjukkan geliat mobilitas yang tinggi.
Hingga 20 Oktober 2025, perlintasan WNI di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Bandara Sultan Hasanuddin mencapai 267.075 orang. Sementara perlintasan WNA mencapai 30.824 orang.
Ia menambahkan, sejak 1 September 2024, Kantor Imigrasi Makassar juga mulai menerbitkan paspor elektronik sebagai pengganti paspor biasa.
Tarifnya sebesar Rp650 ribu untuk masa berlaku lima tahun dan Rp950 ribu untuk masa berlaku sepuluh tahun.
"Kita sudah tidak lagi menerbitkan paspor biasa. Semua paspor baru kini berbasis elektronik agar lebih aman dan efisien," kata Abdi.
Baca Juga: Makassar Siaga! Ribuan Polisi Dikerahkan Amankan Demo 1 Tahun Prabowo-Gibran
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Ditjen Imigrasi Sulawesi Selatan, Friece Sumolang menambahkan minat warga Sulsel untuk bepergian ke luar negeri meningkat signifikan setiap tahun.
Karena itu, pemerintah berencana memperluas layanan keimigrasian di daerah-daerah yang jauh dari Makassar.
"Kita akan bangun dua kantor imigrasi baru di Bone dan Bantaeng pada tahun 2026," ujar Friece.
Langkah ini, kata dia, diharapkan dapat memudahkan masyarakat mengurus dokumen perjalanan tanpa harus menempuh jarak jauh ke Makassar.
Selain pembangunan kantor baru, pihaknya juga terus menjalankan program Eazy Passport. Layanan jemput bola yang bekerja sama dengan pemerintah kabupaten kota untuk memudahkan pengurusan paspor massal.
"Bayangkan kalau warga Bone harus ke Makassar hanya untuk mengurus paspor. Dengan kantor baru nanti, masyarakat bisa lebih dekat untuk urus paspor," kata Friece.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Gubernur Sulsel Update Penanganan Tim Medis di Sumatera: Evakuasi Pasien Berlangsung Intensif
-
Gubernur Sulsel Serahkan Bantuan Keuangan Rp 10 M di Peresmian Kolam Labu Bentenge Bulukumba
-
Jufri Rahman Apresiasi Peran Vital Bank Indonesia Jaga Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi Sulsel
-
Fatmawati Rusdi Kunjungi Posyandu Matahari Gowa: Jaga Komitmen Penurunan Stunting Menuju 19 Persen
-
Gubernur Sulsel Hadiri Workshop SMK Go Global, Persiapkan Lulusan Bekerja di Luar Negeri