- Program transmigrasi di Sulsel bukan hal baru
- Sejarah mencatat penempatan transmigrasi di Sulawesi Selatan telah dimulai sejak tahun 1969
- Program ini menorehkan berbagai catatan keberhasilan
SuaraSulsel.id - Sebanyak 10 kawasan transmigrasi Sulawesi Selatan menjadi fokus pembangunan dan pengembangan terpadu pada 2025-2029.
Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Jufri Rahman di Makassar, Jumat (17/10), mengatakan hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang besar untuk dimaksimalkan.
"Ini mengacu pada RPJMN 2025–2029.Tantangan ini sekaligus peluang besar ada di hadapan kita,” ucap Jufri saat membuka Rapat Koordinasi dan Integrasi Penyelenggaraan Transmigrasi (KIPT) yang diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Sulsel.
Jufri Rahman juga menegaskan program transmigrasi di Sulsel bukanlah hal baru, melainkan warisan panjang pembangunan daerah yang telah terbukti memberi kontribusi nyata terhadap pemerataan pembangunan.
“Program transmigrasi di daerah kita bukanlah sebuah program baru,” ujarnya.
Ia menambahkan, sejarah mencatat penempatan transmigrasi di Sulawesi Selatan telah dimulai sejak tahun 1969.
Selama lebih dari lima dekade, program ini menorehkan berbagai catatan keberhasilan.
Beberapa Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) telah bertransformasi menjadi desa definitif, bahkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayahnya.
Jufri memberi contoh monumental yakni UPT Malili SP 1 di Kabupaten Luwu Timur yang kini menjadi bagian dari kawasan pengembangan kota.
Baca Juga: Koalisi LSM Buka Posko Pengaduan Kerusakan Lingkungan di Sulsel
Komitmen dan capaian ini mendapat pengakuan nasional ketika pada tahun 2013, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menerima penghargaan “Transmigrasi Award” atas keberhasilannya menjadikan transmigrasi sebagai program andalan untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antarwilayah.
Untuk itu, Tim KIPT yang dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Sulsel Nomor 568/V/Tahun 2025 dan berlandaskan Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2018, dirancang sebagai sebuah “orkestra pembangunan” yang menuntut kolaborasi harmonis antarinstansi.
Lebih lanjut, pemerintah pusat telah meluncurkan kerangka kerja baru yang disebut Transformasi Transmigrasi (5T) yang mencakup Trans Tuntas, Trans Lokal, Trans Patriot, Trans Karya Nusa, dan Trans Gotong Royong.
“Untuk itu, saya ingin mengajak kita semua untuk mempertimbangkan pendekatan strategis. Alangkah baiknya jika masyarakat transmigran dan penduduk lokal di sekitarnya dapat diposisikan sebagai sasaran prioritas dalam program-program unggulan Pemerintah Provinsi,” ungkapnya.
Menurutnya, keberhasilan KIPT bukan hanya dilihat dari kinerja Disnakertrans semata, tetapi dari seberapa kuat koordinasi dan kolaborasi seluruh sektor.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
Terkini
-
Sengketa Tanah Makassar: Hadji Kalla Lapor Polisi, GMTD Gugat Perdata
-
Alat Kelamin Terduga Pelaku Pemerkosaan Dipotong Kemudian Diseret di Jalanan
-
'Tidak Ada Tim yang Tidak Bisa Dikalahkan!' Motivasi Uston Nawawi Hadapi PSM
-
Malam Paling Berat Tim Medis Unhas: Selamatkan 6 Nyawa Dalam Satu Malam
-
Jadwal Laga Tunda Pekan ke-4: PSM Makassar hadapi Persebaya