- Solusi jangka panjang dalam mengatasi banjir, kekeringan dan ketersediaan air
- Bendungan Budong-budong yang berada di Desa Salule’bo, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah
- Dibangun dengan anggaran Rp1,029 triliun
SuaraSulsel.id - Gubernur Sulawesi Barat Suhardi Duka berharap, pembangunan Bendungan Budong-budong di Kabupaten Mamuju Tengah.
Menjadi solusi jangka panjang dalam mengatasi banjir, kekeringan dan ketersediaan air di daerah itu.
"Bendungan ini akan membantu mengendalikan banjir sekaligus menjamin pasokan air untuk pertanian dan kebutuhan masyarakat. Kita harap tahun 2027 sudah bisa berfungsi penuh," kata Suhardi Duka, di Mamuju Tengah, Minggu 12 Oktober 2025.
Bendungan Budong-budong yang berada di Desa Salule’bo, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah, dibangun dengan anggaran Rp1,029 triliun (termasuk PPN) dan memiliki kapasitas besar untuk menopang ketahanan air di wilayah tengah Provinsi Sulbar.
Selain sebagai sumber irigasi seluas 3.047 hektare, bendungan ini juga menyuplai air baku sebesar 0,41 meter kubik per detik, menghasilkan listrik mikrohidro 0,60 megawatt serta menekan potensi banjir Q50 hingga 330,87 meter kubik per detik.
Keberadaan Bendungan Budong-budong kata Gubernur, menjadi bagian penting dari upaya pemerintah menghadapi perubahan iklim yang berdampak pada ketimpangan debit air di musim hujan dan kemarau.
"Dengan adanya bendungan ini, kita tidak hanya bicara soal infrastruktur, tapi juga soal ketahanan iklim dan keberlanjutan lingkungan," katanya.
Keberhasilan proyek pembangunan Bendungan Budong-budong menurut Suhardi Duka, bergantung pada kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat dan pelaksana proyek agar manfaatnya benar-benar dirasakan secara luas.
"Sulbar membutuhkan infrastruktur air yang tangguh agar pertanian dan ekonomi masyarakat tetap stabil dalam kondisi cuaca apapun," ujar Suhardi Duka.
Baca Juga: Apa Kabar Pembangunan Bendungan Jenelata Gowa ?
Gubernur menegaskan pentingnya pengawasan ketat dan pelibatan pengusaha lokal dalam pembangunan Bendungan Budong-budong.
"Kita menekankan tiga hal: pengawasan, pelibatan pengusaha lokal dan mitigasi lingkungan agar tidak terjadi kerusakan," kata Suhardi Duka.
Menurutnya, proyek besar seperti Bendungan Budong-budong harus menjadi peluang bagi pelaku usaha lokal agar manfaat pembangunan benar-benar dirasakan masyarakat sekitar.
"Selain untuk ketahanan pangan dan ekonomi, proyek ini juga harus menjadi lokomotif bagi tumbuhnya ekonomi lokal. Jangan hanya perusahaan besar dari luar yang diuntungkan," tegasnya.
Ia juga meminta seluruh pihak menjaga transparansi dan akuntabilitas proyek agar sesuai dengan jadwal penyelesaian tahun 2027.
Gubernur berharap seluruh proses pembangunan dapat berjalan lancar dan menjadi contoh kolaborasi yang baik antara pemerintah, aparat keamanan, dunia usaha, dan masyarakat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
Terkini
-
Modus Licik Pengurus BAZNAS Enrekang Korupsi Dana Fakir Miskin, 4 Orang Tersangka
-
Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
-
Waspada! Flu Babi Mengintai Sulawesi Barat, Ini Langkah Pencegahan Dinas Kesehatan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
TNI AU Kerahkan Pasukan Khusus ke Bandara IMIP Morowali