- Rencana Pertumbuhan Ekonomi Hijau atau Green Growth Plan
- Strategi yang dapat ditempuh Sulsel untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor lahan terbarukan yaitu pertanian dan perkebunan
- Komitmen ICRAF untuk terus mendampingi pemerintah daerah dalam mewujudkan pembangunan ekonomi hijau
SuaraSulsel.id - Pemerintah Sulawesi Selatan, dengan dukungan ICRAF Indonesia, mengambil langkah transformasi menuju ekonomi hijau.
Dengan mensosialisasikan Rencana Pertumbuhan Ekonomi Hijau atau Green Growth Plan (GGP).
Rencana ini menguraikan berbagai strategi yang dapat ditempuh Sulsel untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor lahan terbarukan yaitu pertanian dan perkebunan, beserta turunannya sambil menjaga lingkungan hidup.
Secara garis besar ada tujuh strategi yang direkomendasikan rencana ini. Pertama, pengelolaan tata ruang dan guna lahan terintegrasi, kemudian optimalisasi modal dan akses pembangunan yang berkeadilan, responsif, inklusif, dan inovatif.
Selanjutnya, pengembangan produktivitas dan daya saing sektor unggulan daerah, perbaikan rantai nilai yang mendukung pengembangan ekonomi masyarakat melalui UMKM dan koperasi, dan konektivitas wilayah yang adaptif terhadap bencana.
"Pemprov juga fokus pada pengelolaan dan restorasi DAS, dan pemanfaatan instrumen ekonomi untuk mendukung pengelolaan jasa lingkungan," kata Staf Ahli Bidang Ekonomi Kerakyatan, Since Erna Lamba usai membuka kegiatan di Hotel Maxone Makassar, Rabu (24/9/2025).
Jika semua strategi ini dipenuhi, PDRB Sulsel diproyeksikan tumbuh rata-rata secara konsisten sebesar 0.6 % dibandingkan dengan skenario business as usual (BAU).
Proyeksi intensitas emisi juga menunjukan perbaikan, dimana nilainya akan mencapai sekitar 0,20 tonCOeq/miliar rupiah, atau jauh lebih rendah dibandingkan skenario BAU sekitar 2,19 tonCOeq/miliar rupiah.
Kata Since, rencana ekonomi hijau untuk sektor berbasis sumber daya terbarukan ini penting.
Baca Juga: Gubernur Sulsel Andi Sudirman Lepas Calon Praja IPDN Angkatan XXXVI
Mengingat tiga sektor tertinggi Provinsi Sulawesi Selatan masih bersumber dari kegiatan pertambangan, industri pengolahan, dan pertanian (pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan).
Dimana sektor berbasis lahan; pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan, masih menepati urutan atas penyumbang PDRB .
Dalam satu dekade terakhir, pengembangan pertanian dan perkebunan di Sulawesi Selatan telah mengalami penurunan produksi dan produktivitas dikarenakan adanya penurunan kualitas dan daya dukung lingkungan.
Beberapa area yang merupakan lumbung pangan mengalami perubahan dalam penyediaan jasa lingkungan.
Hal ini akan dapat meningkatkan kerentanan Sulawesi Selatan terhadap perubahan iklim.
Sebagai provinsi yang pembangunannya masih ditopang secara signifikan oleh sektor berbasis sumber daya lahan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Makassar Bidik 6,18 Juta Wisatawan di 2025, Apa Strateginya?
-
Ada Servis Gratis Motor dan AC Rumah Ibadah Jelang Natal di Kendari
-
Gubernur Sulsel Lepas 7 Bus Pemudik Gratis Jelang Libur Akhir Tahun 2025
-
Reaksi Perdana Bernardo Tavares Resmi Jabat Pelatih Kepala Baru Persebaya Surabaya
-
Tiga Warga Manado Dicegat Imigrasi Makassar, Mau ke Kamboja