Muhammad Yunus
Selasa, 23 September 2025 | 12:01 WIB
Karya seni rupa kaligrafi Islam, Latin, dan Lontara karya maestro seni rupa Sulawesi Selatan, Prof. Abd. Aziz Ahmad di Benteng Somba Opu [Suara.com/Istimewa]
Baca 10 detik
  • Ribuan pengunjung terpukau ketika menyaksikan sebuah pameran tunggal 
  • Seribu karya seni rupa kaligrafi Islam, Latin, dan Lontara karya maestro seni rupa Sulawesi Selatan
  • salah satu pameran kaligrafi terbesar yang pernah digelar di Sulsel

Karya yang dipamerkan hadir dalam beragam bentuk. Ada kaligrafi Al-Qur’an dengan berbagai gaya khat yang memancarkan nuansa religius, kaligrafi Latin yang diberi sentuhan artistik.

Sehingga menampilkan sisi estetika modern, hingga kaligrafi Lontara yang memadukan keindahan aksara tradisional Bugis-Makassar dengan gaya kontemporer.

Kombinasi ini membuat pengunjung tidak sekadar melihat karya indah, tetapi juga merasakan kedalaman makna budaya dan spiritualitas yang terkandung di dalamnya.

“Setiap karya seperti berbicara, menyampaikan pesan yang berbeda,” tutur Rahma, salah satu pengunjung yang terkesan dengan karya kaligrafi Lontara.

Wadah Apresiasi dan Edukasi

Lebih dari sekadar pameran, kegiatan ini juga dimaknai sebagai wadah edukasi.

Banyak pengunjung yang baru pertama kali melihat kaligrafi Lontara secara langsung.

Mereka mengaku mendapat wawasan baru tentang kekayaan aksara lokal yang selama ini jarang terekspos di ruang publik.

“Pameran seperti ini penting, karena memberi ruang untuk mengenal seni sebagai bagian dari identitas budaya. Kaligrafi bukan hanya indah, tapi juga menyimpan filosofi yang dalam,” ungkap seorang dosen seni yang hadir di lokasi.

Baca Juga: JK Ungkap Sejarah Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

Seni yang Mempertemukan

Pameran tunggal Prof. Abd. Aziz Ahmad di Benteng Somba Opu menjadi bukti nyata bahwa seni memiliki kekuatan untuk mempertemukan banyak kalangan.

Di satu sisi, ia memberi ruang bagi apresiasi keindahan visual, dan di sisi lain menguatkan rasa kebanggaan terhadap budaya lokal.

Dengan lebih dari seribu karya yang dipajang, pameran ini diyakini akan menjadi tonggak sejarah penting dalam perjalanan seni rupa di Sulawesi Selatan, bahkan di Indonesia.

“Seni itu hidup. Ia bisa menginspirasi, mempersatukan, dan memperkaya kehidupan manusia,” tutup Prof. Aziz dengan senyum hangat, diiringi tepuk tangan para hadirin.

Load More