Muhammad Yunus
Minggu, 21 September 2025 | 15:15 WIB
Suasana kegiatan RunnTourism 2025 yang digelar Poltekpar Makassar yang memperkenalkan empat destinasi pantai di Kota Makassar sebagai bagian dari promosi wisata Kementerian Pariwisata di Kota Makassar, Minggu (21/9/2025) [Suara.com/ANTARA]
Baca 10 detik
  • Jumlah peserta 1.500 orang melintasi empat destinasi pantai di Kota Makassar
  • Program ini mengambil peran lari di destinasi-destinasi wisata yang berada di sekitaran Kampus Politeknik Pariwisata
  • Wadah kolaborasi antara mahasiswa, pelaku industri pariwisata dan masyarakat umum

SuaraSulsel.id - Politeknik Pariwisata Makassar menggelar Run Tourism (RunNTou) 2025 dengan jumlah peserta 1.500 orang melintasi empat destinasi pantai di Kota Makassar.

"Kegiatan Politeknik Pariwisata Makassar ini ingin memperkenalkan empat destinasi pantai yang ada di Kota Makassar sebagai bagian dari program promosi wisata Kementerian Pariwisata," kata Direktur Poltekpar Makassar Herry Rachmat Widjaja disela pelepasan peserta RunTou 2025 di Makassar, Minggu 21 September 2025.

Dia mengatakan, program ini mengambil peran lari di destinasi-destinasi wisata yang berada di sekitaran Kampus Politeknik Pariwisata Kota Makassar dengan empat pantai yakni Pantai Layar Putih, Tanjung Merdeka, Tanjung Bayang dan Pantai Biru.

"Konsep dari kegiatan Run Tourism yang dilaksanakan tahun ini, tentu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dengan tantangan melalui jalur-jalur yang variatif dapat memberikan hiburan tersendiri bagi peserta," ujarnya.

Dia menjelaskan, lari diawali di jalan raya kemudian melalui wilayah kampung atau perkampungan masyarakat yang ada di sekitar kampus, lalu menyusuri jalur yang tentu menantang.

Pasalnya ada bebatuan dan kemudian menuruni jembatan yang harus dilewati, kemudian melewati pasir sepanjang bibir pantai mulai dari Pantai Layar Putih sampai dengan Pantai Biru dan kemudian mengambil jalur di jalan raya kembali, tentunya ini membedakan dari tahun sebelumnya.

Adapun pesertanya berasal dari lingkup Poltekpar Makassar, pemerintah dan swasta serta masyarakat umum.

Melalui kegiatan ini, lanjut Herry, menjadi wadah kolaborasi antara mahasiswa, pelaku industri pariwisata dan masyarakat umum.

Pesan Menteri Pariwisata

Baca Juga: Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares Frustasi Jelang Laga Hari Ini

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengingatkan kepada 565 wisudawan Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Makassar, Sulawesi Selatan.

Untuk menjadi sumber daya manusia pariwisata yang unggul, adaptif, dan berdaya saing global sehingga bisa memajukan pariwisata daerah dan Indonesia secara luas.

“Adik-adik adalah generasi baru yang akan menjawab kebutuhan ini. Menjadi motor penggerak transformasi dan memastikan pariwisata Indonesia mampu bersaing sekaligus memberi manfaat nyata bagi masyarakat," kata Menteri Pariwisata Widiyanti dalam keterangan pers.

Menteri Pariwisata Widiyanti yang hadir secara langsung dalam acara wisuda di Kampus Poltekpar Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (20/9) berpesan beberapa hal kepada para wisudawan dan wisudawati.

Di antaranya jangan pernah berhenti belajar karena dunia akan selalu berubah, dan hanya mereka yang mau terus belajar yang akan memimpin perubahan.

Kedua, ia juga berpesan untuk membangun jejaring dan kolaborasi, karena kolaborasi tidak pernah berdiri sendiri.

Kemudian, selalu menjaga integritas dalam karier apa pun, karena menurutnya kejujuran dan tanggung jawab adalah fondasi utama yang akan mengangkat martabat.

"Dan keempat, ingatlah akar budaya dan tanah kelahiran. Kemanapun kalian pergi, tetaplah menjadi duta pariwisata daerah, membawa cerita indah tentang Makassar, Sulawesi, dan Indonesia ke seluruh penjuru dunia," kata Menpar Widiyanti.

Ia berharap lulusan Politeknik Pariwisata juga mampu menguasai keterampilan teknis dan memiliki kepemimpinan, komunikasi lintas budaya, dan integritas yang tinggi.

“Jadilah generasi yang berwawasan global, namun lokal dalam hati. Generasi yang sukses secara profesional, namun tetap rendah hati dan mengabdi pada negeri. Saya percaya, di tangan kalian, pariwisata Indonesia akan semakin berdaya saing, berkelanjutan, dan mendunia," katanya.

Menteri Pariwisata Widiyanti juga menyampaikan selamat dan apresiasi setinggi-tingginya kepada para dosen, orang tua, wisudawan/wisudawati, dan semua pihak yang telah menjadi bagian dari perjalanan dan pencapaian yang membanggakan ini.

Dalam kesempatan ini, Menteri Pariwisata Widiyanti mengungkapkan situasi pariwisata Indonesia yang saat ini sedang menunjukkan kebangkitan luar biasa.

Pada tahun 2024, Indonesia menyambut 13,9 juta wisatawan mancanegara, naik 19 persen dari tahun 2024.

Sementara hingga Juli 2025, sudah tercatat 8,5 juta wisatawan, tumbuh 10 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Sedangkan di dalam negeri, pergerakan wisatawan nusantara pada 2024 mencapai lebih dari 1 miliar perjalanan dan hingga Juli 2025.

Capaian angka perjalanan wisatawan nusantara mengalami peningkatan sebesar 19,25 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

"Pertumbuhan ini adalah peluang besar, namun juga amanah. Pariwisata masa depan, bukan hanya soal jumlah kunjungan, tetapi juga tentang menghadirkan pengalaman berkualitas, menjaga kelestarian alam dan budaya, serta memastikan manfaatnya kembali kepada masyarakat," ungkap Menteri Pariwisata Widiyanti.

Perwakilan Wisudawan Program Diploma 3 Perjalanan Wisata, Ridho Raditya Putra, menyampaikan terima kasih atas dukungan rekan-rekan serta para dosen yang telah membuka kesempatan sekaligus memberikan pengalaman positif dan berharga seperti menjadi pemandu wisata bahasa isyarat.

Ridho yang merupakan teman tuli yang berhasil lulus dari Poltekpar Makassar itu juga mendorong rekan-rekan wisudawan/wisudawati untuk tetap optimistis dalam mengejar impian.

Ia mengingatkan bahwa dengan kebaikan dan pengertian, dapat menjadi cara dalam mengatasi hambatan komunikasi.

"Untuk semua teman-teman, jangan pernah merasa patah semangat. Karena perjalanan kita masih panjang. Ingat impian teman-teman. Karena impian kita menunggu di depan mata. Semoga kita semua bisa diterima dan diberikan kesempatan yang sama dengan dengan orang lain. Dan semoga bahasa bukan hanya sebagai bentuk komunikasi, tapi adalah bukti bahwa bahasa kebaikan itu bisa diterima oleh teman tuli dan teman netral," ungkap Ridho.

Load More