Muhammad Yunus
Senin, 15 September 2025 | 13:29 WIB
Tangkapan layar CCTV diduga kekerasan terhadap anak di lingkungan pesantren di Kota Palopo [SuaraSulsel.id/Tangkapan layar CCTV]
Baca 10 detik
  • Tamparan tersebut menyebabkan wajah korban lebam, mata bengkak, dan telinga berdengung
  • Keluarga menyebut tindakan kekerasan ini sudah berulang dialami santri lain
  • Video yang beredar memicu kecaman warganet, yang mendesak agar polisi segera menindak Prof SA
[batas-kesimpulan]

SuaraSulsel.id - Dugaan tindak kekerasan di pondok pesantren terjadi lagi. Videonya mendadak viral di media sosial.

Peristiwa ini terjadi pada Jumat malam, 12 September 2025 di Pesantren Putra Datuk Sulaiman, Kota Palopo, Sulawesi Selatan.

Video itu memperlihatkan seorang pria yang disebut-sebut sebagai pembina pesantren berinisial Profesor SA menganiaya seorang anak di bawah umur di hadapan banyak orang.

Korban berinisial MKH bahkan ditampar dua kali di bagian wajahnya.

Menurut keterangan keluarga korban, Yuni Arief, kejadian bermula saat keponakannya datang ke pesantren tersebut memenuhi undangan sebagai qori.

Usai berwudu bersama kakak dan adiknya untuk menunaikan salat Isya, MKH hendak menyimpan Alqur'an. Di saat bersamaan, ia melihat Prof SA sedang duduk.

Dengan sopan, ia bermaksud mengulurkan tangan untuk bersalaman. Namun, bukan sambutan yang didapat, melainkan tamparan keras di wajah.

"Ponakan saya itu bukan santri di situ, dia hanya datang karena diundang jadi qori. Tiba-tiba direktur pesantren itu melakukan tindak kekerasan tanpa sebab," kata Yuni, Senin, 15 September 2025.

Tamparan tersebut membuat penglihatan MKH gelap, telinganya berdengung, dan tubuhnya sempat sempoyongan.

Baca Juga: Kebakaran Tangki Terminal Pertamina Palopo, 2 Pekerja Terluka

Melihat kejadian itu, adiknya yang juga berniat bersalaman malah ikut menjadi sasaran.

Akibat tamparan itu, wajah MKH mengalami luka lebam. Bagian bawah matanya membengkak sehingga harus menjalani visum di rumah sakit.

Hasil visum tersebut sudah diserahkan ke polisi sebagai bagian dari laporan resmi pada Sabtu, 13 September 2025.

"Kalau dipukul di badan mungkin tidak masalah, tapi ini di wajah. Matanya sampai bengkak, bawah matanya lebam," ujarnya.

Selain luka fisik, dampak psikologis juga dialami korban. Dikenal sebagai qori muda yang sering tampil di berbagai pengajian, kini MKh menolak untuk kembali mengaji karena ketakutan.

"Ponakan saya sekarang trauma, dia tidak mau lagi pergi mengaji. Padahal biasanya dia sangat bersemangat tampil di depan umum," tutur Yuni.

Load More