Muhammad Yunus
Senin, 15 September 2025 | 13:29 WIB
Tangkapan layar CCTV diduga kekerasan terhadap anak di lingkungan pesantren di Kota Palopo [SuaraSulsel.id/Tangkapan layar CCTV]

Keluarga memutuskan membawa kasus ini ke jalur hukum. Menurut Yuni, tindakan kasar yang dilakukan Prof SA bukan kali ini saja terjadi.

Beberapa santri bahkan mengaku kerap mendapat perlakuan serupa ketika sang pembina sedang marah.

"Banyak yang cerita memang sudah sering begitu. Tapi kali ini sudah keterlaluan karena menimpa anak yang datang hanya untuk mengaji," tambahnya.

Kasus ini resmi dilaporkan ke Polres Palopo pada Sabtu, 13 September 2025.

Laporan tersebut disertai dengan bukti visum serta rekaman video yang sempat beredar luas di media sosial.

Hingga kini, pihak kepolisian masih mendalami kasus tersebut. Keluarga korban berharap laporan mereka tidak berhenti di meja penyelidikan.

Keluarga korban meminta proses hukum ditegakkan agar kejadian serupa tidak lagi terulang di pesantren.

"Andai dia bukan orang berpendidikan, keluarga kami bisa terima. Tapi dia tokoh agama dan guru besar," ucapnya.

Kasat Reskrim Polres Palopo, Iptu Syahrir, membenarkan laporan tersebut. Ia menyebut saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan.

Baca Juga: Kebakaran Tangki Terminal Pertamina Palopo, 2 Pekerja Terluka

"Dalam lidik," katanya singkat.

Video yang beredar di media sosial tersebut mengundang reaksi warganet. Mereka mendesak kepolisian agar segera bertindak.

"Beliau belum berubah sampai sekarang. Sebaiknya pendidik seperti ini di rumahkan saja. Perlakuan kasar begini bisa berpengaruh buruk untuk perkembangan mental anak didik. Sekali lagi beliau sangat tidak layak berada dalam lingkup dunia pendidikan," tulis warganet.

"Mungkin muncul rasa jengkel terhadap kelakuan santri dan anak ini yang jadi korbannya. Pondok modern seperti itu memang sangat riskan dengan kekerasan dan pembulian. Polisi harus bertindak segera," timpal yang lainnya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More