Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 03 Juli 2025 | 15:40 WIB
Potret Tongkonan, rumah adat suku Toraja [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara]

Struktur rumah dibagi menjadi tiga bagian: kolong, badan rumah dan atap.

Atapnya berbentuk pelana dan memiliki hiasan segitiga bernama timbaksela.

Jika timbaksela lebih dari tiga, itu menandakan pemilik rumah adalah bangsawan dengan jabatan tinggi.

3. Saoraja

Baca Juga: Surga Pendaki! Jelajahi 6 Gunung Ikonik di Sulawesi Selatan Plus Kisah Horor

Berbeda dengan rumah adat lain, Saoraja (untuk bangsawan) dan Bola (untuk rakyat biasa) milik suku Bugis banyak dipengaruhi budaya Islam.

Rumah ini selalu dibangun menghadap kiblat dengan struktur tanpa paku, hanya menggunakan kayu dan pasak.

Tiga bagian utama dari rumah ini adalah kalle bala (ruang utama), rakkeang (loteng untuk menyimpan pusaka), dan passiringan atau awasao (gudang bawah rumah untuk alat pertanian dan ternak).

Atapnya berbentuk pelana dengan hiasan segitiga bernama timpa laja, penanda status sosial pemilik rumah.

Balla Lompoa, istana raja di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, kini dijadikan museum [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara Tambing]

4. Boyang

Baca Juga: Ekonomi Sulsel Tidak Baik-Baik Saja? BI Ungkap Ancaman Nyata Ini

Boyang adalah rumah adat Suku Mandar yang banyak ditemui di Sulawesi Selatan.

Rumah ini dikenal melalui tradisi lautnya seperti Passandeq.

Seperti rumah Bugis, Boyang adalah rumah panggung, namun memiliki lego atau teras depan yang luas.

Salah satu ciri uniknya adalah tiang rumah yang tidak ditanam langsung di tanah, melainkan diletakkan di atas batu pipih guna mencegah pelapukan.

Rumah ini juga memiliki dua tangga dengan jumlah anak tangga ganjil.

Ukiran khas Mandar menghiasi dinding rumah, menambah nilai estetika dan budaya.

Load More