Smart Citizen Bukan Cuma Bisa Scan
Ekonom Universitas Hasanuddin Marzuki DEA menilai, konsep smart citizen yang digaungkan Bank Indonesia bukan hanya soal bisa menggunakan aplikasi digital. Tetapi juga tentang kecakapan mengelola hidup.
Menurutnya, seorang warga yang cerdas secara finansial adalah mereka yang tahu mencatat pengeluaran, tahu berhemat, dan mampu memanfaatkan teknologi untuk menjalani hidup yang lebih seimbang.
Dalam konteks ini, QRIS bukan semata alat pembayaran, tetapi juga pintu masuk menuju literasi keuangan yang lebih luas.
Baca Juga: Rupiah Terancam Rp16.600 Akibat Konflik Iran-Israel: Investor Panik Cari Aset Aman
Kata Marzuki, peningkatan signifikan yang dicatatkan BI ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya digitalisasi transaksi. Namun juga menunjukkan bahwa masyarakat Sulsel termasuk pelaku usaha mikro mampu menjadi smart citizen.
"Orang selama ini hanya tahu BI sebagai pengatur suku bunga. Tapi sebenarnya BI sudah mengubah budaya transaksi jadi digital dan aktif mengedukasi publik soal agar lebih melek dan bijak secara finansial," kata Marzuki.
Tantangan BI di Era Digital
Namun demikian, penggunaan QRIS bukan tanpa tantangan. Meski dengan capaian impresif, Bank Indonesia perlu terus menjawab berbagai persoalan di lapangan yang masih menghambat optimalisasi penggunaan QRIS.
Terutama di daerah-daerah yang belum sepenuhnya terjangkau infrastruktur digital.
Baca Juga: Membanggakan! Siswa Katolik Juara Olimpiade Ekonomi Syariah
Salah satu tantangan utama adalah akses jaringan internet yang belum merata. Seperti kepulauan, pelosok dan wilayah pedesaan.
Seperti diketahui, sistem pembayaran berbasis QR sangat bergantung pada koneksi internet yang stabil.
Tanpa jaringan yang memadai, kemudahan transaksi digital justru bisa menjadi beban teknis bagi pengguna maupun pelaku usaha.
Selain itu, literasi digital masyarakat masih menjadi pekerjaan rumah yang besar. Tidak sedikit pelaku UMKM, khususnya yang berusia lanjut atau belum familiar dengan teknologi, merasa kesulitan menggunakan aplikasi pembayaran digital.
Di sinilah pentingnya edukasi yang berkelanjutan dan pendekatan yang personal agar masyarakat tidak merasa ditinggalkan dalam arus digitalisasi.
Bank Indonesia juga dihadapkan pada tantangan dalam menjaga keamanan transaksi. Di tengah maraknya kejahatan siber, kepercayaan masyarakat terhadap sistem digital harus terus dijaga.
Berita Terkait
Terpopuler
- 1 Detik Jay Idzes Jadi Pemain Udinese Langsung Cetak Sejarah Liga Italia
- Sah! Jay Idzes Resmi Jadi Pemain Termahal di Timnas Indonesia
- Penyerang Rp1,30 Miliar Urus Naturalisasi, Lini Serang Timnas Indonesia Makin Ganas
- 5 Rekomendasi HP Rp2 Jutaan RAM 12 GB Memori 256 GB, Lancar Jaya Buat Multitasking!
- 5 Mobil Bekas SUV Keren Harga Rp 40-70 Jutaan, Performa Kencang
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Lancar Main Game Terbaik Juni 2025
-
Ekonom AS Sarankan RI Terapkan Tarif Flat Tax, Langsung Ditolak Sri Mulyani
-
5 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Juni 2025, Gaming Multitasking Lancar
-
Hampir 20 Ton Emas Warga RI Kini Tersimpan di Bank Emas
-
Djaka Budhi Utama Buru Pembuat Rokok Ilegal