SuaraSulsel.id - Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menilai pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi peluang kecil Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI-Rate).
"Peluang Bank Indonesia (BI) untuk kembali memangkas suku bunga acuan (BI Rate) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dijadwalkan 17-18 Juni 2025 dinilai relatif kecil. Hal tersebut terjadi karena tensi geopolitik dan perang Iran-Israel yang saat ini terjadi," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa 17 Juni 2025.
Selain itu, BI baru saja memangkas suku bunga pada pertemuan sebelumnya, sehingga ruang untuk menurunkan kembali BI-Rate dalam waktu cepat menjadi terbatas.
Begitu pula dengan Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat yang diperkirakan akan menunda rencana pemangkasan suku bunga acuan.
"Hal ini akan semakin mempersempit ruang bagi BI untuk melanjutkan siklus pelonggaran moneter dalam waktu dekat," kata Ibrahim.
Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, lanjutnya, pasar diprediksi bakal mengalihkan fokus pada stabilitas nilai tukar dan pengendalian inflasi ketimbang mendorong pelonggaran moneter agresif dalam jangka pendek.
Untuk sentimen global, kekhawatiran semakin menjadi-jadi seiring desakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengevakuasi ibu kota Iran, Tehran.
Di sisi lain, AS sendiri tak berencana untuk melibatkan diri secara langsung dalam konflik tersebut, tetapi berupaya menengahi gencatan senjata.
"Namun, serangan antara Israel dan Iran menunjukkan sedikit tanda-tanda akan berhenti, karena konflik baru tersebut memasuki hari kelima berturut-turut,” ucap dia.
Baca Juga: Membanggakan! Siswa Katolik Juara Olimpiade Ekonomi Syariah
Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini di Jakarta melemah sebesar 25 poin atau 0,15 persen menjadi Rp16.290 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.265 per dolar AS.
Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa justru menguat ke level Rp16.281 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.296 per dolar AS.
Konflik Timur Tengah
Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar (kurs) rupiah masih berkonsolidasi di kisaran Rp16.200-Rp16.300 per dolar Amerika Serikat (AS) karena pasar tengah menunggu perkembangan konflik antara Iran dengan Israel.
“Nilai tukar rupiah belum bergerak kemana-mana, masih berkonsolidasi di kisaran Rp16.200-Rp16.300. Pasar masih menunggu perkembangan di Timur Tengah, konflik Israel Iran. Tidak ada eskalasi yang membuat pelaku pasar tenang dan kembali masuk ke aset berisiko,” ucapnya kepada ANTARA.
Pada Jumat (13/6), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) meluncurkan operasi militer besar-besaran bernama "Operation Rising Lion" dengan menyerang target militer dan fasilitas program nuklir Iran.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Semua Wilayah Sulsel Rawan Banjir? BPBD Ungkap Fakta Mengejutkan!
 - 
            
              Pengusaha Makassar Laporkan Wakil Wali Kota ke Polisi, Ini Kasusnya
 - 
            
              Komentar 3 Calon Rektor Unhas Usai Pemilihan, Siapa Bakal Taklukkan MWA?
 - 
            
              Suara Nyanyian Picu Pertumpahan Darah, Ayah-Menantu Tewas di Gowa
 - 
            
              Pandji Pragiwaksono Dikecam! Antropolog: Tidak Pantas Dijadikan Lelucon