Banyak warga mempertanyakan mengapa jalur parkir premium tampak kosong, namun tidak bisa digunakan untuk sekadar menjemput. Padahal area pick-up zone umum mengalami kemacetan parah.
Perekam juga mempertanyakan alasan parkiran dijaga oleh anggota TNI yang mengenakan seragam.
Taufan mengaku, pihaknya telah lama bekerja sama dengan dengan TNI AU pada pengelolaan area kedatangan dan keberangkatan.
Penjagaan ketat di area tertentu dilakukan karena bandara merupakan objek vital nasional.
Baca Juga: Polisi Tembak TNI Gadungan Pencuri Emas dan Ponsel Warga
"Oleh sebab itu kami bekerja sama khususnya TNI AU melalui Pangkalan TNI AU Sultan Hasanuddin untuk menjaga keamanan kawasan bandara," jelasnya.
Menurut Taufan, penempatan petugas di area tertentu, termasuk parkiran premium, bukan untuk menghalangi masyarakat.
Tetapi untuk memastikan tertibnya pengelolaan arus kendaraan dan keamanan secara menyeluruh.
Sementara, terkait kemacetan di area penjemputan, ia mengakui bahwa saat ini masih dalam proses pengembangan dan penataan.
Pihak bandara pun meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi dan membuka diri terhadap berbagai masukan dari masyarakat.
Baca Juga: Parkir Berbayar di Masjid Al Markaz dan Masjid Raya Makassar Jadi Sorotan, Ini Klarifikasi Perumda
"Kami menyadari masih banyak yang perlu ditingkatkan khususnya di area penjemputan. Untuk itu kami juga menyediakan alternatif yaitu Gedung Parkir empat lantai yang bisa digunakan sembari menunggu penumpang tiba. Dengan sistem ini, kami berharap arus kendaraan di pick-up zone bisa lebih lancar," sebutnya.
Gedung parkir tersebut dapat dimanfaatkan penjemput agar tidak menunggu di bahu jalan atau berhenti terlalu lama di jalur cepat.
Setelah penumpang tiba dan menghubungi penjemput, kendaraan bisa langsung meluncur ke pick-up zone untuk menjemput sehingga waktu berhenti bisa dipersingkat dan potensi kemacetan berkurang.
Saat ini, Bandara Sultan Hasanuddin memang memiliki beberapa tipe area parkir: parkir reguler dengan tarif umum, parkir inap, serta parkir premium yang mematok tarif lebih tinggi.
Penempatan lokasi pun terpisah untuk mengatur sirkulasi kendaraan secara lebih efektif.
Namun, fakta di lapangan menunjukkan masih adanya kendala terutama saat jam sibuk atau ketika beberapa penerbangan tiba dalam waktu berdekatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kebijakan Gibran Ingin Terapkan Kurikulum AI Diskakmat Menteri Pendidikan
- Timur Tengah Membara, Arab Saudi dan Qatar Batal Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026?
- 6 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 40 Juta: Cocok untuk Pemula dan Ramah di Kantong
- 7 HP Murah Kamera Terbaik Mulai Rp 800 Ribu, Lebih Tinggi dari iPhone 16 Pro Max
- Pramono Ajak Anies Nobar Persija di JIS: Sekarang Tuan Rumahnya Saya, Bukan yang Bikin Nggak Nyaman
Pilihan
-
10 Mobil Keluarga di Bawah Rp100 Juta Selain Avanza-Xenia, Kabin Lega Ada Tahun Muda
-
8 Celana Dalam Wanita Terbaik, Nyaman dan Bagus Buat Emak-emak!
-
Bos Port FC Blak-blakan Usai Diundang Ikut Piala Presiden 2025
-
Korban Laporkan Kasus Pelecahan Seksual ke Polisi, Pelaku Diduga ASN Pemkot Solo
-
Prabowo di Singapura: Danantara Diminta "Jiplak" Kesuksesan Temasek!
Terkini
-
Sudah 105 Rumah Terbakar di Makassar, 5 Orang Meninggal
-
Anak Kecanduan Medsos? Menteri Meutya Usul Larangan HP di Sekolah, Setuju?
-
Fadli Zon Ungkap Fakta 'Perkosaan Massal' Mei 1998
-
Viral Parkir Bandara Sultan Hasanuddin Rp100 Ribu Dijaga Anggota TNI, Ini Penjelasan Angkasa Pura
-
Polisi Tembak TNI Gadungan Pencuri Emas dan Ponsel Warga