Ia berharap proses pembebasan lahan tersebut segera dirampungkan agar jalur KA dari Kota Makassar ke Stasiun Mandai dan stasiun lain di Kabupaten Barru bisa terealisasikan, sehingga memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi.
"Harapan kami, setelah ini bisa terintegrasi dengan MNP, kalau kita lihat di sini kan banyak industri, tidak hanya semen dari Tonasa, dari Bosowa dan komoditas lainnya. Sebenarnya harapan kami adalah menekan biaya logistik," tutur Deby kepada wartawan.
Tujuan utama dengan terhubungnya kereta api ke Pelabuhan MNP, kata dia, biaya jasa transportasi logistik dapat ditekan dan biayanya sama di seluruh Indonesia, bahkan bisa jauh lebih rendah.
Selain itu, bila melihat sudut pandang dari sisi perhubungan transportasi laut, mengingat pelabuhan MNP maupun di Pelabuhan Bitung akan menjadi Hub berskala Internasional, maka potensi pertumbuhan dan peningkatan ekonomi akan semakin besar.
"Harapannya, kami mengambil peran di situ, meningkatkan tidak hanya di bagian barat Indonesia, tapi bagian timur yang menjadi sentral dari Indonesia ini juga ikut andil di situ," paparnya.
Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Bambang Haryo Soekartono saat meninjau Stasiun Mandai menyampaikan stasiun tersebut menghubungkan jalur KA ke Kota Makassar, hanya saja belum tuntas, karena rutenya baru Mandai di Maros ke Stasiun Garongkong dan ke Mangilu, Kabupaten Barru.
"Saya sebenarnya dari dulu menginginkan pembangunan kereta api itu dari kota besar dulu. Kota besar ke kota kecil. Sehingga, apa mobilisasi masyarakat tentu muncul, ada pergerakan ekonomi, istilahnya urbanisasi. Urbanisasi ke kota, dari kota kecil menuju ke kota besar begitu pun sebaliknya," tuturnya.
Mengenai dengan progres KA Makassar-Parepare, pihaknya mengharapkan pemerintah agar menuntaskannya, paling tidak menembus MNP, yang selama ini hanya beroperasi antar-kabupaten Maros-Barru dan belum sampai di Kota Parepare maupun Kota Makassar.
"Ini yang kita sangat harapkan, sehingga kereta api Makasar-Parepare ini betul-betul bisa bermanfaat untuk kepentingan masyarakat. Jadi, kita sangat mengharapkan dituntaskan, karena jumlah penduduk di Sulsel ini sangat besar dan mobilitasnya juga sangat tinggi," ujarnya.
Baca Juga: Terungkap! Begini Cara Mantan Dirut PDAM Makassar Kelola Dana Cadangan Rp14 Miliar
Sebelumnya, Menteri Perhubungan RI Dudy Purwagandhi memastikan proyek pengerjaan rel Kereta Api Makassar-Parepare di Sulsel tidak dilanjutkan tahun ini karena adanya efisiensi.
Tercatat, masih ada 83 hektare lahan dari Mandai ke MNP perlu dibebaskan, tetapi terkendala, meski telah disiapkan Rp1,2 triliun.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
BPJS: Rumah Sakit Tidak Boleh Tolak Pasien Saat Libur Natal dan Tahun Baru
-
Jusuf Kalla Ungkap 'Musuh' Sebenarnya Pasca Banjir Sumatera dan Aceh
-
Demi 2 Karung Beras, Nenek 85 Tahun Sakit Parah Digendong ke Kantor Lurah
-
Akhirnya! Jalan Hertasning-Aroepala Diperbaiki Total, Sudirman: Bukan Tambal Sulam
-
Banjir Laporan Anggota Polisi Selingkuh, Begini Reaksi Mahfud MD